Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Srimulat Berkibar di Tangan Djudjuk  

image-gnews
Anggota grup lawak Srimulat (dari kiri) Tessy, Djudjuk Djuwariah, Gogon dan Mamiek Prakosa. Djudjuk semasa hidupnya juga dikenal lewat beberapa film yang dimainkannya, seperti Walang Kekek (1974), Raja Pungli (1977), Gepeng Mencari Untung (1983), Montir-montir Cantik (1984), dan Finding Srimulat pada 2013, bersama para anggota Srimulat. ANTARA/Teresia May
Anggota grup lawak Srimulat (dari kiri) Tessy, Djudjuk Djuwariah, Gogon dan Mamiek Prakosa. Djudjuk semasa hidupnya juga dikenal lewat beberapa film yang dimainkannya, seperti Walang Kekek (1974), Raja Pungli (1977), Gepeng Mencari Untung (1983), Montir-montir Cantik (1984), dan Finding Srimulat pada 2013, bersama para anggota Srimulat. ANTARA/Teresia May
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Dunia lawak kembali berduka. Komedian Djudjuk Djuwariyah meninggal setelah beberapa tahun melawan penyakit kanker yang dideritanya, Jumat, 6 Februari 2015.

Djudjuk merupakan orang yang cukup penting dalam kelompok Srimulat. Dia merupakan istri pendiri Srimulat, Teguh Slamet Rahardjo alias Kho Tjien Tiong.

Teguh mendirikan kelompok dagelan itu pada 1950. Nama Srimulat diambil dari istri pertamanya, Raden Ayu Srimulat, putri seorang wedana di Bekonang, Sukoharjo. Djudjuk diperistri Teguh Slamet Rahardjo pada 1970, beberapa tahun setelah istri pertamanya meninggal.

Sejak saat itu, Djudjuk mendampingi suaminya membesarkan Srimulat, yang memiliki kru dan pemain hingga 300 orang. Srimulat sempat menguasai dunia panggung di empat kota, yaitu Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Mereka mampu manggung di kota-kota itu dalam waktu bersamaan.

Djudjuk berperan cukup banyak dalam membesarkan kelompok itu saat suaminya mulai sakit-sakitan pada era 1980-an. Nama Srimulat kian berkibar saat Djudjuk mampu mendapatkan kontrak di sebuah stasiun televisi pada pertengahan 1990.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, kontrak tersebut habis pada 2006. Nama Srimulat akhirnya redup. "Kalah dengan lawakan instan," kata Djudjuk saat diwawancarai Tempo, enam tahun silam.

Dalam kiprahnya, kelompok dagelan itu berhasil melahirkan pelawak-pelawak besar. Di antaranya Asmuni, Basuki, Gepeng, Tarzan, Tessy, dan Tukul Arwana.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

3 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.


Nunung, Kadir, Tarzan, Tessy Pemain Srimulat yang Bertahan dengan Gaya Srimulatan

51 hari lalu

Pelawak Nunung Srimulat, wajah, Jakarta, 18 Desember 1996 [ TEMPO/ Bodi CH].
Nunung, Kadir, Tarzan, Tessy Pemain Srimulat yang Bertahan dengan Gaya Srimulatan

Polo Srimulat meninggal, tinggal beberapa anggota seperti Nunung, Rohana, Tarzan, Tessy, Kadir terus bertahan dengan mengusung gaya lawak Srimulatan.


Sudah 1 Tahun Lepas dari Kanker Payudara, Nunung Srimulat Bersyukur Dapat Dukungan Suami

52 hari lalu

Nunung Srimulat. Foto: Instagram Nunung.
Sudah 1 Tahun Lepas dari Kanker Payudara, Nunung Srimulat Bersyukur Dapat Dukungan Suami

Nunung Srimulat bersyukur proses yang melelahkan dan menyakitkan itu bisa dilewati dengan kesabaran serta dukungan suaminya.


Polo Srimulat Meninggal, Mengenang Para Pengocok Perut Grup Srimulat yang Telah Berpulang

52 hari lalu

Polo Srimulat. Dok Tempo/Hendra Suhara
Polo Srimulat Meninggal, Mengenang Para Pengocok Perut Grup Srimulat yang Telah Berpulang

Polo Srimulat meninggal dan telah dimakamkan di kampung halamannya di Madiun, Jawa Timur. Berikut pengocok perut Srimulat yang telah berpulang.


Mengenang Perjalanan Karier Polo, Srimulat hingga Perfilman

54 hari lalu

Polo Srimulat. Foto: Instagram.
Mengenang Perjalanan Karier Polo, Srimulat hingga Perfilman

Polo seniman komedi yang tenar namanya berkarier bersama kelompok lawak Srimulat


Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

56 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.


Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

56 hari lalu

Susi Pudjiastuti berbincang dengan mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin juga disebut sebagai
Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.


Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

56 hari lalu

Susi Pudjiastuti meluapkan rasa rindunya pada mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1970-1975. TEMPO/Prima Mulia
Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.


5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

12 Februari 2024

Maestro Karawitan Sunda Tan Deseng. Foto : Istimewa
5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

Lahir dan tumbuh besar di Indonesia, para seniman berdarah Tionghoa ini mencintai seni tradisi dan menggelutinya hingga menjadi ahli.


Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Ignas Kleden. TEMPO/Subekti
Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.