TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 167 warga Kampung Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, masih mengungsi di tempat pengungsian Kantor Kelurahan Baleendah, akibat banjir setinggi pinggang orang dewasa yang menerjang kawasan mereka kemarin malam. Meskipun hari ini, Sabtu, 7 Februari 2015, banjir sudah agak surut, mereka belum berani pulang ke rumah lantaran takut air kembali meluap.
"Saya sudah capek bolak-balik. Saya mending di pengungsian takutnya banjir datang lagi," ujar Widianingsih, warga RW 20 Kampung Cieunteung, kepada Tempo di kantor Kelurahan Balendah, Sabtu, 7 Februari 2015.
Kawasan Kampung Cieunteung, merupakan salah satu kawasan yang menjadi langganan banjir di Bandung Selatan. Kawasan yang berada di bantaran anak sungai Citarum tersebut merupakan kawasan yang paling parah terdampak banjir apabila musim hujan datang. Pemerintah pun berencana membebaskan tanah di kawasan tersebut dan akan dibuat folder atau waduk untuk menampung luapan sungai Citarum.
Warga kampung Cieunteung berharap pemerintah segera memberikan solusi yang adil bagi warga setempat. Widianingsih mengaku sudah capek dengan kondisi tersebut. Ia beserta keluarga sudah mendiami kawasan tersebut selama 27 tahun. "Kami ingin tanah kami dibeli. Tapi direlokasi, kami menolak," ujar dia.
Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu sungai Citarum kemarin, mengakibatkan anak sungai di kawasan hilir meluap. Berdasarkan pantauan Tempo, beberapa kawasan seperti Dayeuhkolot dan Baleendah banjir masih menggenang setinggi betis orang dewasa. Namun, terlihat warga yang membersihkan rumah mereka masing-masing sisa banjir semalam.
Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Marlan, mengatakan ada tiga kecamatan di Kabupaten Bandung yang terendam banjir, yakni Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuh Kolot.
"Sampai hari ini banjir masih ada di bantaran sungsi beberapa cm, mudah-mudahan sore tidak ada hujan, jadi bisa surut," ujar Marlan saat dihubungi Tempo.
IQBAL T. LAZUARDI S.