TEMPO.CO, Jakarta - Wacana Kementerian Perdagangan untuk menghentikan impor baju bekas mendapat respons negatif dari para pedagang Pasar Senen, Jakarta Pusat. Mereka berencana berunjuk rasa agar Kementerian tak mematikan bisnis mereka.
"Kalau pasokan kami sampai berhenti, kami akan bertindak," kata seorang pedagang bernama Igor, 38 tahun, Minggu, 8 Februari 2015.
Menurut dia, wacana tersebut sama saja dengan membunuh bisnisnya secara perlahan. Selama ini dia mengaku mendapat pasokan dari negara-negara Asia. Dia akan menyuruh dua pegawainya untuk mengambil barang setiap Kamis. Ada sekitar 2-4 karung yang datang setiap minggunya. Barang yang datang tak langsung ditaruh begitu saja untuk dijajakan.
"Saya yang akan memilah sendiri baju bekas sekaligus membanderol harganya," kata dia.
Igor dapat meraup keuntungan paling sedikit Rp 5 juta setiap bulan. Karena itu, dia sangat keberatan atas wacana pemerintah untuk menghentikan impor tersebut. Dia merasa alasan pemerintah tak cukup kuat. "Selama ini, tak pernah ada pelanggan yang protes karena terkena penyakit," kata dia.
Bahkan, jumlah pelanggan yang datang semakin banyak dari hari ke hari. Dia mengatakan bisnis yang sudah dia geluti hampir sepuluh tahun ini sudah dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Jadi, jika bisnis ini berhenti, kehidupan keluarganya akan terancam.
"Banyak yang menggantungkan hidupnya dari bisnis ini. Kalau distop, mau dikemanakan kami ini?"
YOLANDA RYAN ARMINDYA