TEMPO.CO, Makassar- Pencarian korban dan pesawat AirAsia PK-AXC QZ8501 di Selat Makassar, kembali berbuah manis. Kali ini, tim SAR dan warga menemukan potongan kaki sebelah kanan yang diduga korban pesawat nahas itu di pinggir pantai Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin, 9 Februari 2015, sekitar pukul 17.40 Wita.
"Potongan kaki itu masih memakai kaos kaki berwarna merah hitam. Diduga itu potongan mayat korban AirAsia," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, Senin, 9 Februari. Selain potongan kaki, didapati pula dua serpihan yang disinyalir bagian dari pesawat.
Potongan tubuh alias body part yang baru saja ditemukan itu segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pinrang. Selanjutnya, seperti biasa, potongan tubuh itu akan dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dipasangi label, sebelum diterbangka ke Surabaya, Jawa Timur. "Nanti di Surabaya baru diidentifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification)," tuturnya.
Sedang, untuk dua serpihan pesawat masih disimpan di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Suppa. Nantinya, serpihan itu akan dibawa ke posko Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar untuk selanjutnya dikirim untuk diidentifikasi pula. "Intinya, semuanya pasti dikirim untuk memastikan apakah itu bagian dari AirAsia atau bukan," ucap Endi.
Anggota Basarnas Makassar, Arman, menyatakan penemuan potongan kaki di pesisir pantai Pinrang itu merupakan yang ke-12 yang ditemukan selama 13 hari masa pencarian di Selat Makassar. "Info terakhir, potongan kaki itu sementara dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pinrang," ucap dia.
Sejauh ini, dari 12 potongan tubuh yang didapati di Selat Makassar, beberapa di antaranya berhasil diidentifikasi oleh tim DVI. Sebut saja, Saiful Rakhmad (38 tahun), teknisi AirAsia QZ8501 dan Joe Jeng Fei (58 tahun), salah seorang penumpang pesawat yang jatuh di Selat Karimata, akhir Desember lalu.
Toh demikian, tak semua potongan tubuh itu ternyata korban AirAsia. Salah satu body part yang dikirim setelah diidentifikasi dinyatakan bukan manusia. Hingga kini, sudah lebih dari 100 potongan tubuh yang berhasil dievakuasi. Sebagian besar telah teridentifikasi.
TRI YARI KURNIAWAN