Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Banjir di Ibu Kota

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Plt Gubenur DKI Jakarta, Basuki Thahja Purnama meninjau proyek normalisasi kali Ciliwung tahap satu di Jatinegara Barat, 18 November 2014. Kunjungan Ahok tersebut untuk melihat kesiapan dalam menghadapi musim hujan dan bencana banjir. TEMPO/Dasril Roszandi
Plt Gubenur DKI Jakarta, Basuki Thahja Purnama meninjau proyek normalisasi kali Ciliwung tahap satu di Jatinegara Barat, 18 November 2014. Kunjungan Ahok tersebut untuk melihat kesiapan dalam menghadapi musim hujan dan bencana banjir. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Turunnya curah hujan yang intensif mulai terasa dampaknya di Ibu Kota sejak kemarin. Hujan yang mengguyur seharian penuh menciptakan 93 kawasan banjir di Jakarta, termasuk Istana Presiden. Bukan kali pertama Jakarta harus berjibaku dengan genangan air, banjir seakan sudah menjadi masalah yang menahun.

Pemerintah bukan tak punya rencana strategis untuk menekan potensi banjir di Jakarta. Faktanya beragam cara sudah ditempuh untuk membebaskan warga Jakarta dari terjangan banjir. Mulai dari menyodet aliran Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, normalisasi sungai, sampai memperbaiki drainase. Tapi, cara itu belum ampuh, sampai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok harus mohon ampun. "Saya harus minta maaf kepada masyarakat. Faktanya, DKI belum bisa menyelesaikan banjir," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 10 Februari 2015.

Berikut uraian penyebab masih timbulnya banjir di Jakarta:


1. Sodetan Ciliwung
Proyek bernilai Rp 492,6 miliar ini digadang menjadi solusi jitu mengatasi banjir yang melanda Jakarta. Dimulai pada Desember 2013 dan direncanakan rampung pada Maret 2015, proyek ini ternyata tersendat. Kepala Balai Besar Ciliwung-Cisadane, Teuku Iskandar, menjelaskan realisasi proyek baru 11 persen dari target 64 persen per Januari 2015. "Terhambat pembebasan lahan warga di Bidara Cina," ujarnya. Padahal, bila proyek ini rampung, sodetan bisa membantu mengurangi debit Kali Ciliwung hingga 60 meter kubik per detik.

2. Pembebasan lahan di bantaran Ciliwung
Pemerintah DKI juga merencanakan relokasi pemukiman warga di sepanjang Kali Ciliwung. Rumah warga ini disebut menjadi faktor utama pendangkalan sungai secara drastis. Maka, upaya relokasi warga dilakukan agar proyek normalisasi Kali Ciliwung segera terlaksana.
Ada dua wilayah di DKI yang akan dibebaskan lahannya: Kampung Melayu dan Bidara Cina.
Tapi, upaya pembebasan lahan ternyata tak mulus. Masalah muncul mulai dari resistensi warga hingga simpang siurnya tempat relokasi warga. Contohnya warga di Bidara Cina ada 299 bangunan yang harus dibongkar, namun baru 48 bangunan milik warga yang berhasil diukur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Warga DKI Tak Tertib Buang Sampah
Sampah masih menjadi penyebab nomor satu banjir di ibu kota. Sebabnya, warga DKI masih minim kesadaran akibat buang sampah sembarangan. Dinas Kebersihan DKI menyatakan volume sampah di Jakarta terus meningkat saban tahunnya. Pada 2013, warga DKI memproduksi limbah sampah mencapai 6.500 ton sehari, dan meningkat menjadi 7 ribu ton per hari pada 2014. Bila sampah itu disebar rata, maka akan menutupi empat kali lapangan sepak bola. Sebagai kota megapolitan, Jakarta termasuk terbelakang dalam teknologi mengelola sampah. DKI belum punya alat pengolah sampah yang dikenal dengan insenerator. Alat ini baru dianggarkan pada R-APBD DKI tahun lalu.

4. Pompa Pluit Tak Dapat Pasokan Listrik
Banjir di Jakarta yang sampai menggenangi Istana Presiden kemarin disebabkan tak beroperasinya pompa di Pluit, Jakarta Utara. PLN harus memutus pasokan listrik ke pompa itu karena sejumlah gardu dipadamkan akibat terendam banjir. PLN menyebut ada 469 gardu listrik yang harus dipadamkan akibat tergenang banjir.

5. Drainase yang buruk
Kapasitas saluran pembuangan air atau drainase di Ibu Kota dinilai kurang memadai. Buktinya drainase yang ada saat ini hanya dirancang untuk menampung curah hujan 50-60 milimeter per jam. Idealnya drainase di Jakarta berkapasitas 80 milimeter per jam. Ironisnya, sistem drainase yang dibangun di Jakarta termasuk jadul karena dibangun 1,5 abad lalu.
Selain itu, drainase yang ada saat ini hanya berada di kedalaman 1,1 meter di bawah permukaan tanah. Padahal pada kedalaman tersebut banyak terdapat jaringan pipa dan kabel. Sehingga, tak mengherankan bila banyak sampah plastik yang menyumbat saluran drainase.

RAYMUNDUS RIKANG | DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Contoh notifikasi penonaktifan NIK KTP DKI bagi warga yang tidak lagi berdomisili di wilayah Jakarta. Tempo/Mutia Yuantisya
Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.


Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Calon Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan pemaparannya pada debat putaran ke-2, di hotel Bidakara, Jakarta, 12 April 2017. TEMPO/Maria Fransisca (magang)
Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.


4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

5 hari lalu

Seorang pemilih melakukan pencoblosan surat suara di bilik suara saat simulasi pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 di Kantor KPU, Jakarta, 22 Juli 2020. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemungutan suara dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan COVID-19 dalam Pilkada Serentak 2020 yang digelar pada 9 Desember 2020 mendatang. TEMPO/M Taufan Rengganis
4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?


Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

6 hari lalu

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.


Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Basuki Tjahaja Purnama menjawab pertanyaan wartawan saat mengunjungi kantor DPD PDIP Bali di Denpasar, Bali, Jumat, 8 Februari 2019. Ia bergabung menjadi anggota PDIP sejak 26 Januari 2019. Johannes P. Christo
Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

23 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

31 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

38 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

40 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.