Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Masalah Penting Penyebab Banjir di Ibu Kota

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Turunnya curah hujan yang intensif mulai terasa dampaknya di Ibu Kota dalam sepekan terakhir. Hujan yang mengguyur menciptakan 93 kawasan banjir di Jakarta, termasuk Istana Presiden. Bukan kali pertama Jakarta harus berjibaku dengan genangan air, banjir seakan sudah menjadi masalah yang menahun.

Pemerintah bukan tak punya rencana strategis untuk menekan potensi banjir di Jakarta. Faktanya beragam cara sudah ditempuh untuk membebaskan warga Jakarta dari terjangan banjir. Mulai dari menyodet aliran Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, normalisasi sungai, sampai memperbaiki drainase. Tapi, cara itu belum ampuh, sampai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok harus mohon ampun. "Saya harus minta maaf kepada masyarakat. Faktanya, DKI belum bisa menyelesaikan banjir," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 10 Februari 2015.


Berikut  penyebab masih timbulnya banjir di Jakarta:


1. Sodetan Ciliwung
Proyek bernilai Rp 492,6 miliar ini digadang menjadi solusi jitu mengatasi banjir yang melanda Jakarta. Dimulai pada Desember 2013 dan direncanakan rampung pada Maret 2015, proyek ini ternyata tersendat. Kepala Balai Besar Ciliwung-Cisadane, Teuku Iskandar, menjelaskan realisasi proyek baru 11 persen dari target 64 persen per Januari 2015. "Terhambat pembebasan lahan warga di Bidara Cina," ujarnya. Padahal, bila proyek ini rampung, sodetan bisa membantu mengurangi debit Kali Ciliwung hingga 60 meter kubik per detik.


2. Pembebasan lahan di bantaran Ciliwung
Pemerintah DKI juga merencanakan relokasi pemukiman warga di sepanjang Kali Ciliwung. Rumah warga ini disebut menjadi faktor utama pendangkalan sungai secara drastis. Maka, upaya relokasi warga dilakukan agar proyek normalisasi Kali Ciliwung segera terlaksana.
Ada dua wilayah di DKI yang akan dibebaskan lahannya: Kampung Melayu dan Bidara Cina.
Tapi, upaya pembebasan lahan ternyata tak mulus. Masalah muncul mulai dari resistensi warga hingga simpang siurnya tempat relokasi warga. Contohnya warga di Bidara Cina ada 299 bangunan yang harus dibongkar, namun baru 48 bangunan milik warga yang berhasil diukur.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Warga DKI Tak Tertib Buang Sampah
Sampah masih menjadi penyebab nomor satu banjir di ibu kota. Sebabnya, warga DKI masih minim kesadaran akibat buang sampah sembarangan. Dinas Kebersihan DKI menyatakan volume sampah di Jakarta terus meningkat saban tahunnya. Pada 2013, warga DKI memproduksi limbah sampah mencapai 6.500 ton sehari, dan meningkat menjadi 7 ribu ton per hari pada 2014. Bila sampah itu disebar rata, maka akan menutupi empat kali lapangan sepak bola.
Sebagai kota megapolitan, Jakarta termasuk terbelakang dalam teknologi mengelola sampah. DKI belum punya alat pengolah sampah yang dikenal dengan insenerator. Alat ini baru dianggarkan pada R-APBD DKI tahun lalu.


4. Pompa Pluit Tak Dapat Pasokan Listrik
Banjir di Jakarta yang sampai menggenangi Istana Presiden kemarin disebabkan tak beroperasinya pompa di Pluit, Jakarta Utara. PLN harus memutus pasokan listrik ke pompa itu karena sejumlah gardu dipadamkan akibat terendam banjir. PLN menyebut ada 469 gardu listrik yang harus dipadamkan akibat tergenang banjir.

5. Drainase yang masih buruk
Kapasitas saluran pembuangan air atau drainase di Ibu Kota dinilai kurang memadai. Buktinya drainase yang ada saat ini hanya dirancang untuk menampung curah hujan 50-60 milimeter per jam. Idealnya drainase di Jakarta berkapasitas 80 milimeter per jam. Ironisnya, sistem drainase yang dibangun di Jakarta termasuk jadul karena dibangun 1,5 abad lalu.
Selain itu, drainase yang ada saat ini hanya berada di kedalaman 1,1 meter di bawah permukaan tanah. Padahal pada kedalaman tersebut banyak terdapat jaringan pipa dan kabel. Sehingga, tak mengherankan bila banyak sampah plastik yang menyumbat saluran drainase.

RAYMUNDUS RIKANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

1 hari lalu

Mantan capres nomor urut 01 di pilpres 2024 Anies Baswedan usai halal bihalal dan pembubaran Timnas AMIN di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

Nama Anies dan Ahok belakangan ramai disandingkan untuk berduet dalam laga pilkada 27 November mendatang. Apakah memungkinkan terjadi?


Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

2 hari lalu

Mantan capres nomor urut 01 di pilpres 2024 Anies Baswedan usai halal bihalal dan pembubaran Timnas AMIN di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Anies dan Ahok sulit bersanding di Pilkada DKI Jakarta 2024


Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

2 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu dengan Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, 20 April 2017. Humas Pemprov DKI
Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

Nama Ahok dan Anies disandingkan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Mungkinkah duet Ahok-Anies bakal terjadi di Pilgub DKI?


Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

2 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 27 Desember 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi
Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.


Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

2 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

Anies mengaku banyak mendapat aspirasi dari warga untuk mendorong kembali dirinya mencalonkan diri di Pilgub Jakarta 2024.


Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

2 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di acara halalbihalal sekaligus pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

Nama Ahok dan Anies digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Apa kata Hasto PDIP?


Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

3 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono usai melakukan tes terhadap calon wali kota Jakarta Utara di DPRD DKI, 16 Februari 2021. Tempo/Imam Hamdi
Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.


Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

3 hari lalu

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan keterangan kepada awak usai menghadiri deklarasi Ahokers untuk calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Deklarasi itu dilaksanakan di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud TKRPP, Jl Diponegoro 72, Jakarta Pusat, pada Ahad, 4 Februari 2024.  Tempo/ Adil Al Hasan
Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya dengan membuat konten yang membahas permasalah di Jakarta hingga sosok pemimpin yang ideal.


Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

3 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat mengobrol saat usai acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

Nama Ahok dan Anies masuk dalam bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024. Bahkan keduanya disandingkan sebagai duet Ahok-Anies.


Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

3 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.