TEMPO.CO, Denpasar - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yang biasa disapa Aher, mengatakan Suku Sunda adalah etnis terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa dengan sekitar 45 juta orang berada di dalam suku itu. "Orang Sunda adalah etnis kedua terbesar di Indonesia. Kontribusinya untuk Tanah Air dari zaman dulu sudah jelas atau terlihat," kata Aher usai menghadiri deklarasi Forum Komunikasi Masyarakat Sunda Pangumbaran/Pengembara (Formas) di Bali, Sabtu malam, 14 Februari 2015.
Aher mengatakan, ketika era sebelum kemerdekaan RI banyak tokoh Jawa Barat yang berperan di kancah nasional. "Sebagai contoh mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin itu dari Sumedang; Ir H Juanda dengan Deklarasi Djuanda sebagai awal kejayaan maritim Indonesia; dan Otto Iskandardinata," ujarnya.
Selain itu, kata Aher, 80 persen pergerakan yang bersifat nasionalis dan agamis di Indonesia lahir di Bandung, Jawa Barat. "Tentu kita sangat berbangga, di samping pergerakan nasional dalam rangka merebut kemerdekaan hadir di Jawa Barat. Pada saat yang bersamaan tokoh nasional dari Jawa Barat muncul ke permukaan saat itu," ucapnya.
Aher berharap lahirnya Forum Komunikasi Masyarakat Sunda Pangumbaran/Pengembara ini bukan untuk memunculkan aspek kesukuannya, tapi mempertegas peran etnis Sunda di Indonesia. "Orang Jawa Barat dapat anugerah besar dari Tuhan. Makanya saya minta paguyuban orang Sunda tidak memisahkan Jawa Barat dan Banten. Nggak ada perbedaan antara Jawa Barat dan Banten," ujarnya.
Ketua Umum Formas A Jaka Bandung mengatakan deklarasi ini sekaligus sebagai perayaan ulang tahun Paguyuban Urang Sunda di Bali ke-7, yang bertujuan untuk menyatukan semua Suku Sunda yang merantau di luar Provinsi Jawa Barat. "Ini karena keprihatinan saya. Orang Sunda di tiap provinsi ada, tapi adanya hanya sekadar kelompok arisan atau kumpul-kumpul saja," katanya.
Ia menginginkan adanya kebersamaan antara orang Sunda perantau. "Jadi forum ini adalah ajang silaturahmi, menolong, jangan sampai orang Sunda ribut di perantauan," katanya.
Menurut dia, orang Sunda yang merantau di Pulau Dewata saat ini jumlahnya cukup banyak, mencapai 20-40 ribu orang.
ANTARA
