TEMPO.CO, Palembang - Suara Sriwijaya Football Club menentang rencana penundaan kickoff Liga Super Indonesia (LSI) semakin keras. Bila sebelumnya hanya meminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) bersikap profesional dan proporsional, Sriwijaya saat ini mengancam akan meninggalkan LSI jika jadwal laga kembali mundur.
“Kalau ditunda lagi kompetisi ini, kami lebih baik pergi dan memilih liga di luar negeri,” kata Manajer Sriwijaya FC Robert Heri, Senin, 16 Februari 2015.
Menurut Robert, ancaman tersebut sudah dibahas bersama anggota manajemen Sriwijaya lain. Pertemuan tersebut menyepakati, jika tidak ada kepastian pelaksanaan kompetisi musim ini, Sriwijaya memunculkan wacana mengikuti kompetisi di Liga Singapura. Ancaman ini bukan gertak sambal biasa, melainkan sudah dipikirkan secara matang oleh Sriwijaya.
Robert meminta, dalam hitungan hari, pihak PT Liga Indonesia, PSSI, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan jadwal laga seperti yang telah disepakati dalam RUPS PT Liga Indonesia di Palembang beberapa pekan silam.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Teknik Sriwijaya FC Muchendi Marzareki. Menurut Muchendi, penundaan akan berakibat fatal bagi klub.
Muchendi menuturkan pihaknya tidak akan mencampuri konflik elite badan-badan terkait. Hal yang penting bagi Sriwijaya adalah menekan agar liga dapat bergulir tepat waktu.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) harus mengikuti keputusan BOPI untuk tidak menerbitkan surat rekomendasi penyelenggaraan Liga Super Indonesia hingga PT Liga Indonesia memenuhi persyaratan BOPI.
PARLIZA HENDRAWAN