TEMPO.CO, Lumajang - Seorang kuli angkut kayu, Yoni, 30 tahun, mengaku telah ditodong pistol oleh seorang anggota polisi lalu lintas di Lumajang, Jawa Timur. Aksi koboi polisi lalu lintas ini terjadi pada Rabu sore, 18 Februari 2015.
Ditemui di rumahnya, Kamis siang, 19 Februari 2015, warga Desa Selokbesuki, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, ini menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya itu. Yoni menceritakan, dia naik truk yang sedang mengangkut kayu bersama delapan orang temannya.
Ketika berada dekat lapangan Desa Kutorenon, seorang polisi lalu lintas yang mengendarai sepeda motor BM menghadang truk yang ditumpanginya itu. Polisi yang belakangan diketahui berinisial AW ini kemudian menyuruh turun beberapa orang yang ada di atas truk.
Kemudian, polisi ini bertanya, "Bisa baca nggak," kata Yoni menirukan ucapan polisi ini, sambil menunjuk tulisan larangan mengangkut orang di bodi truk. "Ya pak, saya tahu," kata Yoni menjawab pertanyaan polisi ini. Sempat terjadi sedikit cek-cok mulut, ketika Yoni mengingatkan polisi untuk tidak mengumpat kata 'cangkemmu (mulutmu)' kepada para kuli.
Diingatkan Yoni, polisi ini balik menghardik Yoni. "Opo karepmu (apa maumu sekarang)," kata polisi seperti ditirukan Yoni. "Terserah bapak mau apa. Kalau memang mau menantang (berkelahi). Ayo," ujar Yoni kemudian.
Terjadi kegaduhan hingga polisi ini kemudian menodongkan pistolnya ke mulut Yoni. "Silakan tembak saya," katanya. Kejadian ini, menurut Yoni, disaksikan sejumlah rekan serta seorang perempuan penjual rujak. Penjual rujak ini, kata Yoni, sempat berupaya untuk menarik lengan polisi yang menodongkan pistol dan memegang leher Yoni.
Akhirnya, truk beserta Yoni dan teman-temannya dibawa ke Pos Satlantas, di depan SPBU Jalan Gatot Subroto. Yoni kemudian dibawa ke dalam pos. Dia mengaku dipukul empat kali di bagian kepalanya. "Jarinya ada batu akiknya," kata Yoni.
Setelah memukul Yoni, tak lama kemudian, polisi ini meminta maaf dan meminta Yoni memukuli balik polisi ini kalau memang mau membalas. Kepada Yoni, polisi ini mengaku sedang emosi. Tapi Yoni tidak mau membalas. "Saya menghormati polisi," katanya.
Saat ini Yoni mengaku kebingungan apa yang akan dilakukan setelah kejadian itu. "Saya orang bodoh dan rakyat kecil. Saya hanya bisa cerita apa adanya," kata bapak satu anak yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini.
Dimintai konfirmasi atas kronologi itu, Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Aries Sjahbudin mengatakan belum tahu. Kalau memang benar terjadi, Aries meminta yang bersangkutan untuk mengadu ke Propam Polres Lumajang. "Saya sendiri tidak tahu dan belum ada laporan ke saya soal ini," kata Aries, Kamis sore, 19 Februari 2015.
DAVID PRIYASIDHARTA