TEMPO.CO, Jakarta: Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki kasus pembunuhan terhadap sopir taksi Express, Tony Zahar, 53 tahun. Tony ditemukan meninggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 18 Februari 2015 dengan luka sayatan di leher.
Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan penyidik tengah menyusuri rute terakhir taksi Express bernomor polisi B-1595-ETB, yang merupakan tempat ditemukannya Tony.
"Kami sudah dapatkan GPS rute terakhirnya dan sedang ditelusuri, apakah ada CCTV di jalan yang dilalui korban," kata Wahyu kepada Tempo, Sabtu, 21 Februari 2015.
Wahyu menjelaskan nantinya CCTV itu dapat mengungkap penumpang atau orang terakhir yang bersama korban. Saat ini, kata Wahyu, penyelidikan masih ke arah dugaan adanya motif asmara. "Tapi, belum bisa dipastikan karena belum ada faktanya. Namun mengarah ke sana karena tidak ada barang korban yang hilang," ujarnya.
Penyidik juga belum melakukan pemanggilan pemeriksaan terhadap Siti Murniati dan suaminya. Siti Murniati disebut memiliki hubungan dekat dengan korban. "Belum, karena kami belum melihat ada kaitan ke situ," kata Wahyu.
Saksi yang diperiksa baru warga yang menemukan Tony, yakni Andi Bausat Nawi, 62 tahun, dan Janu Sugiantoro, 51 tahun, serta pihak Express. "Keluarga korban belum," ujar dia.
Di dalam taksi dengan nomor badan DC7177, Tony tewas terlungkup di kursi kemudi dengan luka di leher dan jari kelingkingnya. Di samping kanan taksi, polisi menemukan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan untuk membunuh Tony. Selain itu, juga ditemukan barang milik korban, yaitu tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu Siaga Bukopin, buku tabungan Mandiri atas nama Siti Murniati, satu telepon seluler merek Cross, dan dua telepon seluler Nokia.
AFRILIA SURYANIS