TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen positif dari bursa regional tidak mampu mengerek laju IHSG. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di sepanjang perdagangan sesi pertama bergerak fluktuatif dan ditutup melemah 9,06 poin (0,17 persen) ke level 5.391,05.
Sementara itu, bursa Asia cenderung menguat menyusul penguatan yang terjadi pada bursa Wall Street akhir pekan lalu. Pelaku pasar kembali melakukan akumulasi beli setelah tercapai kesepakatan perpanjangan dana talangan Yunani.
Analis PT Woori Korindo Securities, Reza Priyambada, mengatakan posisi indeks saat ini sedang dalam masa konsolidasi setelah sempat menyentuh level tertinggi pekan lalu. "Secara umum, kami mengharapkan adanya kenaikan lanjutan IHSG. Namun, secara historis, biasanya ada pembalikan arah setelah IHSG menyentuh rekor tertinggi."
Secara teknikal, penembusan level tertinggi pekan lalu di kisaran 5.427 telah membentuk gap di kisaran 5.342-5.372. Ada kemungkinan gap yang kosong itu akan dijajaki dulu oleh IHSG sebelum kembali bergerak menguat.
"Meski aksi beli, terutama oleh pemodal asing masih cukup marak, tapi di saat yang sama pergerakan IHSG masih terancam oleh aksi profit taking," ujar Reza.
Saham-saham berkapitalisasi besar, seperti Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Astra Internasional (ASII), mulai kehabisan tenaga setelah menjadi pemimpin laju indeks pekan lalu.
Saham yang berpindah tangan mencapai 2,4 miliar lembar saham senilai Rp 2,6 triliun. Pemodal asing mencetak pembelian bersih Rp 380 miliar.
Hingga 12.30 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 0,53 persen, Strait Times menguat 0,13 persen, bursa Korea naik 0,35 persen, dan bursa India menguat 0,28 persen.
M. AZHAR