TEMPO.CO, Manokwari -Badan Koordinasi Penanaman Modal akan mengembangkan empat Kawasan Ekonomi Khusus di Papua dan Papua Barat yang setiap kawasan mempunyai sektor unggulan yang berbeda-beda. Kepala BKPM Frangky Sibarani mengatakan empat kawasan khusus itu adalah Merauke, Sorong, Teluk Bintuni dan Raja Ampat.
Selain menggarap sektor hulu di empat kawasan ekonomi khusus, para investor yang akan menanamkan modal di Papua diminta untuk mengembangkan industri di sektor hilir. "Misalnya kelapa sawit. Idealnya mereka membangun pabrik minyak goreng, sehingga membawa nilai tambah bagi Papua," kata Franky saat berbicara dalam Forum Inisiatif Investasi Provinsi Papua dan Papua Barat, Jumat 27 Februari 2015 di Manokwari.
Franky mengatakan Kawasan Ekonomi Khusus Merauke akan fokus mengembangkan sektor pertanian dan kehutanan, Sedangkan Sorong akan fokus pada industri berbasis maritim, sementara Teluk Bintuni diarahkan pada pembangunan pabrik pupuk dan industri petrokimia berbasis Migas.
Adapun untuk kawasan ekonomi Raja Ampat, Frangky mengatakan masih akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
Pada 2015 ini Provinsi Papua mencanangkan peningkatan nilai investasi sebesar Rp 15 triliun. Tahun 2014 lalu, realisasi investasi di Papua mencapai 14,9 triliun dari target sebesar 14 triliun rupiah.
Sementara Papua Barat menargetkan realisasi investasi pada tahun 2015 sebesar Rp 4,5 triliun. Tahun 2014 lalu, realisasi investasi di Papua Barat mencapai Rp 3,6 triliun dari target sebesar 3,7 triliun. Adapun BKPM menargetkan realisasi investasi di Papua dan Papua Barat sebesar Rp 33,2 triliun pada 2015.
Menurut Sekretaris Daerah Papua Barat, Nataniel Mandacan masih banyak hal yang menghambat investasi di Papua. "Kami dihadapkan pada terbatasnya anggaran, infrastruktur, masalah lahan dan teknologi," katanya.
JERRY OMONA