TEMPO.CO, Bogor - Diduga gara-gara ingin memiliki dan menggunakan cincin batu akik seperti orangtuanya, M. Toha, bocah berusia 4 tahun, asal Jalan Pancasan Baru, RT 2/12, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, mengalami kejadian tragis.
Soalnya, cincin batu akik milik orang tua yang dipakai si balita tidak bisa dilepas. Akibatnya Toha kerap menangis kesakitan karena jari manis tangan kirinya membengkak dan semakin membesar.
Jimjim, 32 tahun, orangtua Toha mengatakan putra pertamanya sering menangis karena ingin menggunakan cincin batu akik seperti dirinya. "Anak saya selalu minta dibeliin cincin batu akik, karena melihat saya yang menggunakan cincin," kata dia saat ditemui di rumahnya, Jumat 27 Februari 2015.
Jimjim menuturkan kisahnya. Bermula dari Rabu 25 Februari 2015 malam sekitar pukul 19.00. Melihat anaknya merengek terus, Jimjim memakaikan cincin batu akik miliknya ke kelingking anaknya. "Saya iseng-iseng pasangin juga cincin batu akik yang paling kecil milik saya ke kelingking anak, dia seneng banget, dan saya pun pergi," kata dia.
Ternyata setelah dirinya pergi, anaknya malah memindahkan cincin batu akik dari kelingking ke jari manisnya. Sekitar 12 jam kemudian, atau Kamis 26 Februari 2015 siang, Jimjim melihat anaknya rewel dan menangis karena kesakitan. Setelah diperiksa ternyata jari manis anaknya sudah memerah dan bengkak karena menggunakan cincin. "Anak saya panik karena cincin yang dia pake tidak bisa dilepas, " kata Jimjim.
Jimjim sudah berupaya melepas cincin dengan mengolesi minyak sayur, namun gagal. "Sudah lebih dari 24 jam, cincin itu tidak bisa dilepas dari jarinya, bahkan saya sempat membawa ke Puskeskmas akan tetapi tetap tidak bisa melepaskan cincin ditangan anak saya," kata dia.
Kini, Jimjim hanya bisa menunggu jari manis tangan anaknya tidak bengkak. "Nunggu bengkaknya sembuh dulu," kata dia. Jimjim mengaku, jika dirinya memang hobi dan mengkoleksi cincin batu akik, dan memiliki belasan cincin batu. "Memang saya mengkoleksi batu akik, mungkin dari situ anak saya jadi pengen punya dan memakai cincin."
M. SIDIK PERMANA