TEMPO.CO, Kupang - Sinyo Renaldy Filipus, siswa SMP Katolik Don Bosco Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, meninggal setelah terseret banjir yang melanda wilayah itu, Kamis, 5 Maret 2015.
"Benar, ada satu siswa SMP yang tewas akibat banjir yang melanda Atambua," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus kepada wartawan.
Menurut dia, korban terseret banjir beberapa saat setelah pulang sekolah. Setelah makan siang, korban pamit kepada orang tuanya untuk mandi di saluran dekat rumah yang sedang banjir. "Ketika mandi itulah dia terseret banjir," katanya.
Korban terseret banjir sejauh 200 meter dari lokasi kejadian dan baru ditemukan setelah dilakukan pencarian selama tiga jam. Korban ditemukan terjebak di dalam saluran, tapi masih hidup sehingga dilarikan ke rumah sakit. "Namun, nyawa korban tidak tertolong setelah dirawat beberapa jam di rumah sakit," katanya.
Banjir yang melanda Atambua, Belu, menyusul hujan lebat yang menyebabkan sungai di daerah itu meluap. Banjir juga menggenangi puluhan hektare areal persawahan di daerah itu yang mengakibatkan petani terancam gagal panen.
Tanaman padi yang terendam banjir terdapat di Desa Ainiba, Kecamatan Kaluluk Mesak. Di daerah itu sedikitnya 322 rumah penduduk terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. "Petugas masih melakukan pendataan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana di beberapa daerah di NTT," katanya.
YOHANES SEO