TEMPO.CO, Tangerang - Medical Affairs Officer Rumah Sakit Siloam Lippo Karawaci Tangerang, Mangantar Marpaung, mengatakan pihaknya mengalami kerugian terkait dengan kasus obat bius maut produksi PT Kalbe Farma, Buvanest Spinal.
"Kerugian pasti ada, paling tidak moral," katanya di RS Siloam, Selasa, 3 Maret 2015.
Menurut Mangantar, sisi kerugian moral yang dialami RS Siloam dari sisi image. "Kan tidak gampang (membangun image)," katanya. Mangantar menjelaskan banyak pihak yang memberikan dugaan terkait dengan kasus yang mengakibatkan meninggalnya dua pasien di rumah sakit itu.
Fakta yang sudah diketahui adalah obat yang digunakan korban berlabel obat bius Buvanest Spinal, namun ternyata isi kandungannya adalah Asam Tranexamat. "Siapa yang salah, kami tidak tahu. Belum ada yang pasti," katanya.
Setelah kejadian itu, Mangantar mengatakan RS Siloam langsung melakukan investigasi internal. Manajemen rumah sakit memanggil dan menanyakan prosedur yang sudah dijalankan dokter. "Hasilnya, kami merasa sudah menjalankan pekerjaan sesuai standar," katanya.
Semua prosedur yang dilakukan para dokter, kata Mangantar, sudah dijelaskan kepada Ikatan Dokter Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesi dan Intensivis Indonesia, Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan juga kepolisian. "Secara moral kami anggap kami sudah benar," katanya.
Mangantar berharap persoalan ini segera selesai. "Kesimpulan itu masih sepotong-sepotong. Harapan kami cepatlah selesai, semoga bisa dicari jalan keluarnya," katanya.
MITRA TARIGAN