TEMPO.CO, Bogor -- Ratusan warga Tionghoa Bogor sudah mempersiapkan angpau yang berisi uang yang akan diberikan kepada penari liong dan barongsai. Pertunjukan liong dan barongsai akan ditampulkan dalam pawai Cap Go Meh, mengiringi iring-iringan 'joli' yang berisi patung dewa-dewi yang berlangsung di Bogor, Kamis 5 Maret 2015.
"Sudah kebiasaan kami tiap tahun akan memberikan angpau yang berisi uang untuk barongsai dan liong yang ikut dalam pawai Cap Go Meh, " kata Chandra Santosa, 49 tahun, salah satu warga Jalan Roda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis 5 Maret 2015.
Dia mengatakan ritual pemberian angpau dengan cara memasukannya ke mulut barongsai dan liong yang mengiringi arak-arakan dewa yang disimpan dalam joli sebagai bentuk rasa syukur dan berharap keberkahan dari para dewa.
"Dewa-dewa ini keluar hanya satu kali dalam setahun di perayaan Cap Go Meh," kata Chandra.
Menurut dia, pemberian angpau itu merupakan bentuk harapan agar usaha dan rezeki semakin lancar dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Sedangkan Suryana alias Enci Swan, 53 tahun, mengatakan angpau atau wisit yang diberikan tersebut sebagai bentuk kegembiraan akan kemeriahan Cap Go Meh. "Saya sudah masukkan uang dalam amplop yang akan diberikan untuk barang, dan anak saya nanti yang akan ngasihnya," ujarnya.
Adapun Kepolisian Resor Bogor Kota menutup sementara Jalan Surya Kencana, Siliwangi sampai Sukasari sejak jam 15.00 WIB. Pada saat Pesta Rakyat Cap Go Meh berlangsung, ada dua pengaturan arus yang dilakukan, yakni rekayasa lalu lintas dan penutupan jalur. Untuk penutupan jalur dilakukan dari Jalan Surya Kencana, Siliwangi, dan belokan Sukasari. Sedangkan rekayasa lalu lintas diberlakukan di Jalan Otto Iskandar Dinata dan Jalan Padjajaran.
Sesuai rutenya, karnaval Cap Go Meh berjalan dari Surya Kencana menuju Siliwangi dan berputar di Sukasari. Karnaval lalu melewati Jalan Padjajaran menuju Tugu Kujang.
M SIDIK PERMANA