TEMPO.CO, Jakarta - Analis senior LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memperkirakan hari ini nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya seperti kemarin, yang ditutup pada kisaran 12.985 per dolar Amerika Serikat. Dia memprediksi mata uang rupiah berada di kisaran Rp 13.100-13.125.
"Ini karena dalam akhir pekan (investor) menghindari transaksi finansial karena rupiah cukup lemah," kata Lucky kepada Tempo, Kamis, 5 Maret 2015.
Nilai tukar rupiah sepanjang perdagangan kemarin tertekan dan bahkan sempat menyentuh titik terendah pada level 13.027 per dolar AS. Namun rupiah akhirnya ditutup stagnan pada level 12.990 per dolar AS.
Menurut Lucky, rupiah saat ini melemah melebihi target rata-rata pelaku pasar Rp 12.900. Makin melemahnya rupiah ini akan memberikan sentimen negatif bagi pasar, sehingga mata uang nasional akan terus melanjutkan pelemahan.
Rupiah, Lucky menambahkan, memiliki potensi negatif melanjutkan pelemahan hingga satu bulan ke depan. "Rupiah sudah tidak berada di teritori positif lagi," ujar Lucky.
Dia mengatakan sikap Bank Indonesia yang tidak ingin melakukan intervensi pasar dan kenaikan harga beras membuat rupiah semakin ringkih. Apalagi setelah pemerintah membiarkan harga bahan bakar minyak bersubsidi naik Rp 200, pelaku pasar saat ini tidak bersimpati kepada pemerintahan Joko Widodo.
"Ini mencederai harapan pasar," kata Lucky. Reaksi negatif pasar ini juga tercermin pada penutupan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin yang menembus angka psikologis 5.500. IHSG ditutup naik tipis 2,88 poin (0,05 persen) ke level 5.450,94.
ALI HIDAYAT