TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan dana yang masuk ke Indonesia dari pembelian Surat Utang Negara di pasar modal mencapai Rp 57 triliun. Dana tersebut masuk sejak Desember 2014 hingga Februari 2015. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding pada 2013 dalam jangka waktu yang sama, yakni Rp 30 triliun. Kondisi ini, ujar dia, menunjukkan Indonesia masih dipercayai investor.
Agus menuturkan salah satu indikator yang menunjukkan Indonesia masih bisa dipercaya adalah angka credit default swap yang terus menurun. CDS adalah angka yang dilihat dunia jika ingin melihat besar atau kecilnya risiko di sebuah negara. Angka CDS Indonesia saat ini adalah 136, turun dari 157 pada 2014 dan dari 240 pada 2013. "Indonesia risikonya lebih rendah dibanding negara berkembang lain," ucap Agus di Kementerian Keuangan, Jumat, 6 Maret 2015.
Baca Juga:
Kondisi ini, kata Agus, adalah tanda kondisi ekonomi tak perlu dikhawatirkan. Gejolak yang terjadi pada nilai tukar rupiah dianggap wajar karena tren global menunjukkan hal serupa. Selain itu, dia menyebutkan kondisi lain yang menyebabkan fluktuasi pada rupiah.
Kondisi-kondisi yang dimaksud Agus adalah penurunan angka pengangguran di Amerika Serikat, potensi kenaikan suku bunga The Fed, Bank Sentral Eropa yang akan melakukan quantitative easing, penurunan suku bunga Cina, dan turunnya harga komoditas andalan Indonesia. Year-to-date, kata Agus, rupiah melemah 4,8 persen.
TRI ARTINING PUTRI