TEMPO.CO , Malang: Abednego Rudyanto alias Ego mengaku terus didatangi sosok Yulianti Dwi Astuti Liemerto, 59 tahun, majikan yang dibunuhnya pekan lalu.
“Selama bersembunyi, saya sering melihat sosok menyerupai Bu Yuli. Saya sangat takut Pak, tapi tak bisa berbuat apa-apa,” kata Abednego, dengan disaksikan sang istri, Ari Wulandari saat ditanya Kepala Kepolisian Sektor Lawang Komisaris Arifaini dalam gelar kasus di Markas Kepolisian Resor Malang, Kamis siang, 12 Maret 2015.
Yulianti, Ketua Pos Penginjil Wanita Gereja Bethel Indonesia (GBI) Diaspora Sejahtera di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, ditemukan di kamar mandi yang terkunci di rumahnya, Perumahan Istana Bedali Agung RT 01 RW 12, Desa Bedali, pada Jumat malam, 5 Maret 2015. Abednego berhasil ditangkap polisi pada Selasa sore, 10 Maret.
Abednego mengaku sangat ketakutan selama bersembunyi di tepi sungai sekaligus saluran pembuangan limbah sebuah pabrik di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Selain melihat penampakan Yulianti, Abednego juga mencium aroma wangi dan menyengat.
Abednego selalu menutup mata saat sosok Yulianti muncul. Tapi kemudian Abednego malah mendengar suara-suara aneh.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Wahyu Hidayat, Abednego dijerat Pasal 340 (pasal pembunuhan berencana) juncto Pasal 338 (pasal pembunuhan) dan Pasal 365 ayat 3 dan ayat 4 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Sanksi pidana paling ringan bagi Abednego adalah pidana penjara 15-20 tahun serta sanksi terberat berupa pidana penjara seumur dan bahkan hukuman mati.
Wahyu melanjutkan, sejauh ini polisi masih menetapkan Abednego sebagai tersangka tunggal. Dari hasil pemeriksaan ditemukan unsur perencanaan perampokan oleh Abednego yang mengakibatkan Yulianti tewas.
Abednego sudah berencana menguasai harta korban dengan cara melumpuhkan saja. Tapi ternyata korban sempat melawan sehingga Abednego menghabisi nyawa Yulianti dengan menghantamkan batu pengganjal ban mobil Datsun Go milik korban sebanyak tiga kali.
ABDI PURMONO