TEMPO.CO, Jakarta - Sekretariat Bersama Partisipasi Indonesia yang merupakan gabungan pendukung Presiden Joko Widodo resah dengan isu lima nama calon Deputi Staf Kepresidenan. Mereka mencurigai ada dua calon deputi yang merupakan orang lama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua calon itu adalah Purbaya Yudhi Sadewa dan Lambok Nahatand.
"Deputi Staf Kepresidenan merupakan orang di lingkar dalam Istana, sehingga jabatan deputi harus diisi oleh orang yang loyal kepada Presiden Jokowi," kata perwakilan Sekretariat Bersama Partisipasi Indonesia, Panel Barus," dalam siaran persnya, Sabtu, 14 Maret 2015.
Karena itu, Panel meminta Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut B. Panjaitan mempertimbangkan ulang usulan calon deputi yang diserahkan kepada Presiden Jokowi. Menurut dia, profesionalisme saja tidak cukup jika tak diimbangi loyalitas.
"Daripada diisi orang-orang yang bisa membahayakan Presiden, lebih baik kantor Staf Kepresidenan dibubarkan saja," Panel menambahkan.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan lima calon Deputi Staf Kepresidenan menunggu persetujuan Presiden Jokowi. Sayangnya, Yudi enggan menyebutkan nama kelima calon tersebut.
Sejumlah isu muncul terkait dengan lima calon Deputi Staf Kepresidenan. Mereka adalah Yanuar Nugroho, Darmawan Prasodjo, Purbaya Yudhi Sadewa, Eko Sulistyo, dan Lambok Nahattand.
Purbaya Yudhi Sadewa adalah mantan staf khusus Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan Lambok Nahatand adalah birokrat karier di Sekretariat Negara dan menjadi tangan kanan Menteri Sekretaris Negara era Presiden SBY, Sudi Silalahi.
INDRA WIJAYA