TEMPO.CO, Pontianak: Penyidik Kepolisian Daerah Kalimantan Barat terus berupaya mengungkap kasus pembunuhan Tari Arizona, 25 tahun, pegawai Pengadilan Tinggi Pontianak, yang tewas menggenaskan di kediamannya, Rabu, 11 Maret 2015.
"Kami susun ulang, waktu demi waktu serta kegiatan yang dilakukan Tari sebelum kematiannya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalimantan Barat Komisaris Besar Hary Sudwidjanto, Sabtu.
Beberapa petunjuknya adalah Tari terlihat berbincang dengan seorang pria di bawah pohon di depan kantor Pengadilan Tinggi Pontianak, Selasa siang, sehari sebelum dibunuh.
Polisi juga mengumpulkan keterangan-keterangan dari rekan-rekan kerja Tari. Keterangan tersebut dari saat Tari pulang kantor. "Kami rinci lagi dia pulang bersama siapa, sempat berpapasan dengan siapa. Saksi-saksi ini yang kita kumpulkan lagi," kata Hary.
Penelusuran pihak kepolisian tidak hanya dari kehidupan nyata, polisi juga berupaya mencari jejak Tari di jejaring sosial miliknya dan milik teman-temannya. Hal ini digunakan untuk mempersempit alibi milik korban serta orang yang saat ini tengah dicurigai oleh pihak kepolisian. "Untuk yang menyebutkan Tari pergi ke Bank Kalbar, juga kami telusuri," ujar Andi Yul, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pontianak.
Motif perampokan dalam kasus ini, menurut Andi, tidak kuat. Pasalnya, walau tiga kamar tidur tampak berantakan, tidak ditemukan barang yang hilang, kecuali motor Yamaha Mio milik korban dan dua ponsel korban, yang harganya tidak mahal. Sebuah ponsel yang mahal malah luput dari pelaku.
Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda upaya masuk ke rumah secara paksa. Hal ini mendukung analisis bahwa korban kenal dengan pelaku. Kecurigaan polisi mengarah pada teman pria korban.
ASEANTY PAHLEVI