TEMPO.CO, Bangkalan - Setelah heboh anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bangkalan Bripka Komang melakukan goyang dumang saat mengatur lalu lintas, muncul polisi raja pantun di Bangkalan. Dia adalah Bidarudin, 45 tahun, berpangkat ajun komisaris dengan jabatan komandan pasukan Sabhara.
Saat ada unjuk rasa di gedung Kejaksaan Negeri Bangkalan pada Senin, 16 Maret 2015, Bidarudin mengeluarkan pantun untuk menenangkan demonstran warga Kecamatan Kokop.
“Bersihkan halaman pakai sekop
Jagalah sikap ramah-tamah.
Kalian semua pulang ke Kokop
Semoga selamat sampai di rumah.”
Melihat polisi berpantun, suasana tegang pun cair. Para pendemo hanyut dalam tawa.
Menurut Bidarudin, kebiasaannya berpantun dimulai saat dia menjadi Kepala Polsek Konang. Empat setengah tahun menjabat Kapolsek Konang membuat Bidarudin tidak betah dan ingin dimutasi. Lewat pantun, Bidarudin menyampaikan isi hatinya dan akhirnya dimutasi menjadi Kepala Satuan Sabhara.
Baca Juga:
“Saya ingin belajar berenang
Berenangnya di sungai musi
Empat setengah tahun saya di Konang
Kapan saya dimutasi.”
Selain untuk menghibur diri, pantun Bidarudin kebanyakan bermuatan pesan moral.
Dia menganggap menyampaikan pesan lewat pantun lebih diperhatikan oleh orang yang mendengarkan. Awal Maret lalu, saat pasukannya berhasil menggerebek pabrik rumahan miras oplosan, Bidarudin berpantun:
“Berburu kucing ke hutan rimba
Bersama satuan fungsi Sabhara
Apa guna pakai miras dan narkoba
Bikin hidup jadi sengsara.”
MUSTHOFA BISRI