TEMPO.CO, Bagdad - Jet tempur Angkatan Udara Kanada bakal meningkatkan serangan udara ke basis pertahanan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Keterangan tersebut disampaikan sumber pemerintahan kepada media, Senin, 23 Maret 2015.
Peningkatan serangan ini ditujukan ke basis ISIS di dua negara, yaitu Irak dan Suriah, menyusul gempuran udara oleh Amerika Serikat ke sejumlah tempat perlindungan ISIS di Suriah.
Sumber itu mengatakan keputusan Kanada akan segera disampaikan secara resmi oleh Perdana Menteri Stephen Harper pada Selasa, 24 Maret 2015, pukul 10.00 (14.00 GMT). Dia juga akan mengumumkan bahwa Kanada akan memperpanjang misi perangnya di Irak dan Suriah hingga April 2016.
Sampai saat ini, Kanada telah mengirimkan sekitar 70 anggota pasukan khusus yang beroperasi di Irak utara serta menyediakan enam jet tempur untuk ambil bagian di koalisi pimpinan AS dalam misi pengeboman ke basis ISIS di Irak.
Harper, yang berasal dari kubu konservatif kanan tengah, menentang keras keberadaan ISIS. Menurut dia, kelompok tersebut merupakan ancaman bagi Kanada.
Pria yang akan maju dalam pemilu pada Oktober 2015 itu sangat yakin misi Kanada di Irak dan Suriah bakal mendapatkan persetujuan parlemen. Sebab, mayoritas kursi di gedung DPR Kanada diduduki oleh pendukungnya dari kubu konservatif.
Bisa jadi, langkah Harper bakal terganjal oleh kelompok oposisi utama Kanada dari sayap kiri Demokrat Baru. Partai ini sangat lantang menentang rencana perluasan misi militer Kanada di Irak dan Suriah. Adapun Liberal Sentris, kelompok oposisi lain di Kanada, meskipun diramalkan bakal memenangi pemilu, belum menyatakan sikapnya.
Dari jajak pendapat yang diselenggarakan Ipsos Reid untuk Global Television pada Senin, 23 Maret 2015, Harper disokong 66 persen rakyat Kanada. Mereka setuju negaranya terlibat dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.
AL ARABIYA | CHOIRUL