TEMPO.CO, LONDON - Sejumlah maskapai penerbangan di dunia buru-buru mengubah aturan mereka menyusul tragedi jatuhnya Germanwings pada Selasa, 24 Maret 2015. Mereka membuat aturan agar dua pilot tetap berada di dalam kokpit setiap saat.
Maskapai British EasyJet salah satu yang akan menerapkan kebijakan baru tersebut. Kebijakan tersebut diberlakukan mulai Jumat ini, 27 Maret 2015, atau tiga hari setelah pesawat Jerman itu mengalami kecelakaan di Pegunungan Alpen, Prancis. Tragedi itu menewaskan 150 orang.
"EasyJet membenarkan akibat kecelakaan Germanwings A320, pihak maskapai akan mengubah prosedur," kata juru bicara perusahaan penerbangan itu dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Channel Nes Asia pada 27 Maret 2015. "Jika pilot harus mengunjungi kamar mandi, maka awak kabin pengawas diperlukan untuk berdiri di kokpit untuk periode singkat ini," kata juru bicara EasyJet.
Pihak maskapai menyatakan kebijakan tersebut diambil setelah penyidik menyebut co-pilot penerbangan Germanwings sengaja menjatuhkan pesawat setelah mungunci pilot utama di luar kokpit. Keputusan serupa telah diumumkan oleh Canada Air Transat, Norwegian Air Shuttle dan Icelandair.
Tapi EasyJet sejauh ini merupakan maskapai penerbangan pertama yang mengambil tindakan tersebut. Sejauh ini, maskapai penerbangan dengan biaya murah tersebut mengangkut hampir 65 juta penduduk di seluruh Eropa dan memiliki 8.000 karyawan. EasyJet memiliki armada 200 pesawat Airbus.
EasyJet merupakan saingan Ryanair, yang berbasis di Irlandia, yang juga telah memiliki kebijakan kokpit yang sama. "Ryanair membutuhkan dua orang untuk berada di kokpit setiap saat," kata juru bicara itu.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA