Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Dua Katak Penyamar dari Andes

image-gnews
Katak berukuran kecil ditemukan di Papua New Guinea. AP Photo/Stephen Richards/Conservation International
Katak berukuran kecil ditemukan di Papua New Guinea. AP Photo/Stephen Richards/Conservation International
Iklan

TEMPO.CO, Cleveland - Tiga tahun setelah penemuan pertama katak penyamar dari Andes (Pistimantis mutabilis), baru terungkap bahwa katak ini ternyata mengubah tekstur tubuh mereka dalam lima menit. Tapi para ilmuwan belum tahu bagaimana katak itu bisa mengubah tekstur kulitnya dari berduri menjadi licin, lalu kembali berduri. 

Juan M. Guayasamin, pakar biologi katak dari Universidad Tecnológica Indoamérica, Ekuador, yang memimpin penelitian ini, melakukan analisis morfologi dan genetik katak yang dapat bermimikri tersebut. “Katak ini merupakan spesies unik dan baru,” ujarnya, seperti diberitakan Science Daily.

Untuk mengidentifikasi katak unik tersebut, sejumlah peneliti bergabung guna memeriksanya dari berbagai aspek. Carl R. Hutter, dari University of Kansas, misalnya, mendokumentasikan suara katak itu. Dia menemukan tiga suara P. mutabilis yang berbeda dengan spesies lain. 

Jamie Culebras, anggota Tropical Herping, yang mempelajari reptil dan amfibi, menemukan populasi spesies lain yang juga mampu melakukan penyamaran. Dari hasil penelusuran, katak punk rocker itu ternyata berkerabat dengan Prismates sobetes. Meski berukuran dua kali lebih besar, P. sobetes juga mampu mengubah warna dan tekstur tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitar. 

Kemampuan berubah bentuk yang dimiliki kedua katak itu dilaporkan dalam Zoological Journal of the Linnean Society edisi 24 Maret lalu. Kedua katak yang sanggup berubah bentuk itu berasal dari kelompok berbeda. Hal itu mengindikasikan bahwa kemampuan tersebut berkembang secara independen atau muncul pada lebih banyak spesies daripada apa yang diketahui saat ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Katak penyamar dari Andes ditemukan oleh Katherine Krynak, mahasiswa doktoral di Case Western Reserve University, dan suaminya, Tim Krynak, yang menjadi manajer proyek di Divisi Sumber Daya Alam Cleveland Metroparks. Katherine percaya kemampuan mimikri tersebut mencerminkan kondisi lingkungan tempat binatang itu hidup. “Kemampuan penyamaran tingkat tinggi itu melindungi katak hujan kecil ini dari burung dan predator lain,” katanya.
 
Suami-istri ini menemukan P. mutabilis pada 2006, tapi hanya sempat memotretnya. Mereka baru menyadari katak itu mungkin merupakan spesies baru setelah mereka memperbesar foto katak tersebut. Pasangan Krynak menjuluki katak ini punk rocker karena duri yang tumbuh di tubuhnya. "Kami baru sadar ketika melihat tekstur menakjubkan di kulitnya, ‘Wow, ini sangat berbeda’,” kata Katherine.

Ketika ditemukan, P. mutabilis betina berukuran 20-23 milimeter itu sedang duduk di atas daun berlumut di Reserva Las Gralarias—cagar alam biodiversitas yang juga rumah sejumlah kupu-kupu dan burung langka. Ukuran katak jantan malah lebih kecil lagi. Katak ini termasuk kelompok katak hujan. Seluruh anggota kelompok ini langsung berkembang dari telur menjadi katak tanpa melalui fase kecebong. 
 
Suami-istri Krynaks berencana kembali melanjutkan survei siklus hidup, perubahan tekstur, dan populasi katak punk rocker itu. “Semua demi upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan mengungkap evolusi spesies,” ujar Tim. 

Dia tak memungkiri proses tersebut akan memakan waktu cukup lama. Tapi Tim percaya temuan mereka akan berdampak luas bagi ilmu pengetahuan. 

SCIENCE DAILY | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia