TEMPO.CO, Malang - Persediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Malang mulai menipis pada awal musim tanam April 2015. Namun bukan berarti pupuk bersubsidi menjadi sangat susah didapat alias langka.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto, masalah keterbatasan persediaan pupuk tak hanya terjadi di Malang saja. Sebenarnya persoalan pupuk berpangkal pada ketidakseimbangan antara kebutuhan pupuk dan alokasi atau jatah yang diterima dari pemerintah melalui BUMN.
"Di kios-kios resmi dan distributor sebenarnya masih ada, tapi penyerapannya tidak sesuai dengan ritme musim tanamnya," ujarnya kepada Tempo, Selasa malam, 31 Maret 2015.
Tomie menuturkan persediaan untuk bulan depan, misalnya, bisa saja diserap habis pada Maret karena masuk musim hujan. Berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) petani, total kebutuhan pupuk untuk tanaman pangan, perkebunan dan peternakan rakyat, serta perikanan berjumlah 243.448 ton.
Sedangkan alokasi pupuk yang diterima sebanyak 157.102 ton atau 64,5 persen dari total pupuk yang dibutuhkan petani, sehingga ada kekurangan 86.346 ton. Alokasi pupuk sebanyak itu harus dibagi lagi per bulan selama setahun.
Baca Juga:
Alokasi pupuk yang terserap sepanjang Januari-Maret sekitar 39.275 ton atau 25 persen. Penyerapan terbesar berlangsung pada Januari-Februari, karena hujan masih sangat sering mengguyur sehingga bagus untuk memulai penanaman. Praktis, kebutuhan pupuk menjadi sangat besar dan bahkan dalam jumlah di luar perkiraan.
ABDI PURMONO (MALANG)