TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil punya rutinitas bersepeda. Dia mengatakan hampir setiap hari jika memungkinkan dia memilih ngantor menggunakan sepeda. Dengan bersepeda, kata Emil, sapaan akrab Ridwan, dia justru menemukan lebih banyak hal baru.
"Saya sering temui hal-hal kecil yang tak kasat mata, tapi sebenarnya berpengaruh pada Kota Bandung," kata dia, saat memimpin acara sosialisasi Program Inovasi Pembangunan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK), gedung Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari, Bandung, Selasa, 31 Maret 2015. Menurut Emil, dengan bersepeda, pandangan seseorang lebih luas dan sensitif pada tempat yang dilintasinya.
Emil mencontohkan dia menemui brangkal-brangkal (batu) yang tak terangkut dan merusak keindahan kota. Dengan bersepeda, dia juga menemui rumput taman yang tak dipotong, pohon-pohon yang kekeringan, dan gorong-gorong yang mampet. Menurut dia, berbagai macam permasalahan sepele itu akan berakibat fatal jika didiamkan.
Sesampainya di Balai Kota Bandung, kata Emil, dia bisa langsung mengetahui perintah apa saja yang dilayangkan ke tiap kecamatan. "Untuk membereskan Bandung memang butuh kerja sama. Semuanya harus bekerja supaya masalah di kota ini lekas selesai," ujarnya.
Kisah itu diceritakan Emil di hadapan jajaran pejabat Pemkot Bandung, seluruh ketua RW, Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, kepala kecamatan, dan kepala kelurahan di Kota Bandung.
Acara tersebut merupakan sosialisasi Pemkot Bandung pada warga yang hendak menerima program Rp 100 juta per rukun warga (RW). Sebab anggarannya akan cair paling lambat pekan ini. Dia menjelaskan saat ini program tersebut tengah digodok DPRD Kota Bandung dan memasuki tahap finalisasi.
Emil mengingatkan para ketua RW agar tidak menyalahgunakan anggaran tersebut. Anggaran yang dicairkan itu adalah untuk membenahi infrastruktur dan memperbaiki problem kebersihan di Kota Bandung. Tema pembenahan akan diganti setiap tahunnya, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
PERSIANA GALIH