TEMPO.CO, Malang - Meski sejumlah obyek wisatanya tak kalah dibanding daerah lain, Kabupaten Malang hanya menjadi daerah transit bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara. Sebab, infrastruktur ke lokasi obyek wisata di Malang buruk.
"Obyek wisata di Malang belum menjadi pilihan," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Malang David Santoso, Selasa, 31 Maret 2015.
Penyebab lain, lokasi wisata yang jauh, jalan rusak, dan fasilitas yang kurang memadai. Di antaranya penginapan dan tempat kuliner yang kurang layak. Akibatnya, obyek wisata di Malang belum dilirik.
Menurut David, wisatawan harus pulang dengan kondisi yang sangat capek karena menempuh perjalanan jauh jika mengunjungi Malang. "Belum ada hotel yang memadai," ujar David.
David menuturkan wisatawan ke Malang hanya sekadar transit sebelum ke Bromo. Mereka melintasi Kabupaten Malang untuk menikmati perkebunan apel dan kaldera Tengger sebelum menikmati matahari terbit atau kawah di Bromo.
Kawasan Poncokusumo yang menjadi perlintasan juga menyuguhkan pemandangan eksotik dan hawa sejuk khas pegunungan. Sejumlah wisatawan memilih melanjutkan perjalanan ke kawah Ijen di Banyuwangi dan Bali.
Padahal Kabupaten Malang memiliki garis pantai yang panjang dengan beragam pantai yang menarik. Potensi wisata tersebut belum tergarap secara maksimal. Untuk itu, David berharap Pemerintah Kabupaten Malang menggerakkan seluruh potensi wisata di Malang.
Selain itu, kata David, kesenian, budaya, dan kawasan cagar budaya yang tersebar di Malang belum tergarap secara optimal. Salah satunya, potensi cagar budaya Candi Singhasari. Candi peninggalan zaman Kerajaan Singosari tersebut bisa dikembangkan untuk wisata edukasi. Terutama untuk mengenalkan sejarah Singosari.
Dengan pembangunan Jalan Tol Malang-Pandaan, David berharap akses ke Candi Singhasari semakin terbuka dan menggaet wisatawan. Kawasan tersebut juga telah dibangun museum purbakala untuk memperkuat Singosari sebagai tujuan wisata berbasis alam dan budaya.
EKO WIDIANTO