TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Menurunnya prestasi para pemain bulu tangkis nasional menjadi fokus perhatian Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk mencari cara menaikkan kembali prestasi mereka. Setelah tahun lalu bekerja sama dengan Korea Selatan, PBSI kali ini bekerja sama dengan Malaysia untuk membina pemain muda.
Di sela-sela turnamen Superseri Primer Malaysia Open 2014, PBSI menandatangani kerja sama dengan asosiasi badminton Malaysia (BAM, Badminton Association of Malaysia), Sabtu, 4 April 2015. Kerja sama itu meliputi pertukaran pemain muda dan penelitian bersama guna peningkatan prestasi pemain.
Penandatanganan di stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur itu dihadiri Presiden BAM Tengku Mahleel Tengku Ariff serta wakilnya, Norza Zakaria. Sementara PBSI diwakili Sekretaris Jendral PBSI, Anton Subowo, dan Kelapa Hubungan International, Bambang Rudianto.
Presiden BAM menjelaskan kerja sama antara BAM dan PBSI itu untuk menguatkan kerja sama pembinaan pemain usia muda yang telah disepakati oleh Malaysia dengan Korea serta Indonesia dengan Korea Selatan. "Nanti pemaian Malaysia bisa berlatih di Indonesia maupun Korea, begitupun pemain Indonesia maupun Korea bisa berlatih di Malaysia" kata Tengku Mahleel.
Sementara itu, Anton menilai kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia diharapkan menguntungkan semua pihak. "Malaysia selama ini bagus di tunggal, sedangkan kita bagus diganda. Kita bisa saling mengisi dalam hal ini. Apalagi dengan Korea yang terkenal maju sport science-nya."
Ke depan Anton berharap bisa dibuat turnamen persahabatan antara ketiga negara, di mana pemainnya bisa dicampur. "Dalam turnamen itu nanti bisa dicampur pemain Indonesia dipasangkan dengan Korea atau dengan Malaysia". Dengan begitu, pemain junior diharapkan bisa segera merasakan "atmosfer" pertandingan internasional.
MASRUR (KUALA LUMPUR)