TEMPO.CO, Boston - Tersangka pelaku pengeboman Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev, menurut dakwaan jaksa, sengaja menyasar korban pria, wanita, dan anak-anak. "Dia ingin menggelorakan terorisme di Amerika Serikat," kata jaksa, Senin 6 April 2015.
Tsarnaev dituduh oleh jaksa melakukan persekongkolan jahat bersama kakak kandungnya, Tamerlan, melakukan pengeboman di acara lomba lari maraton yang digelar April 2013.
Pada aksi ledakan bom di garis finis saat maraton tersebut, tiga orang dilaporkan tewas dan lebih dari 260 korban lainnya luka-luka. Bila seluruh dakwaan jaksa dapat dibuktkan di depan majelis hakim, Dzhokar bakal dijatuhi hukuman mati.
"Dia sengaja memilih hari ketika banyak warga sipil berada di trotoar. Dia dan abangnya menyasar warga sipil, pria, wanita, dan anak-anak sebab dia ingin mendapatkan nilai. Dia ingin menggelorakan terorisme di negeri ini," kata asisten jaksa Amerika Serikat, Aloke Chakravaty Senin, 6 April 2015.
"Dia ingin menghukum Amerika sebagaimana dilakukan terhadap masyarakatnya. Jadi, itulah yang dia lakukan," imbuhnya.
Chakravarty menunjukkan kepada juri sebuah foto Tsarnaev berdiri hanya beberapa meter dari seorang bocah berusia delapan tahun yagn menjadi korban. Anak ingusan itu bernama Martin Richard sedang bersama keluarganya. Adapaun anak-anak lainnya berdiri di barikade untuk menyaksikan para pelari melintasi garis finis.
Dia mengatakan, Tsarnaev meletakkan bom di sebelah kanan, bom kedua yang meledak pada saat pelari mencapai garis finis. "Anak-anak itu tidak berdosa padanya. Mereka bangsa Amerika."
Untuk mempertegas dakwaannya, Chakravarty memperlihatkan sebuah video mengerikan usai ledakan bom pertama. Video tersebut berisi rekaman para korban berdarah-darah bergelimpangan di jalan raya dan ceceran darah dimana-mana. Tampak pula sejumlah orang memberikan banuian kepada para korban cedera, orang-orang berteriak, dan rintihan korban meminta tolong.
AL JAZEERA | CHOIRUL