TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan Agnes Monica dalam acara internasional sering mencengangkan. Pada Desember 2013, Agnes Monica mewakili Indonesia dalam menyambut peringatan 40 tahun hubungan negara ASEAN dengan Jepang di NHK Hall Tokyo, Jepang. Saat itu Agnes tampil dengan gaya busana yang menuai kritikan.
Ketika artis dan tamu undangan lain terlihat menggunakan baju adat negara masing-masing atau berbusana formal, ia justru tampil beda. Agnes mengenakan atasan mirip bra dengan desain lancip dan celana kulit hitam.
Bandingkan dengan penampilan penyanyi negara tetangga, Siti Nurhaliza, yang berbaju muslim biru lengkap dengan jilbab warna senada. (Baca: Agnes Monica Langganan 'Saltum')
Ini bukan kali pertama Agnes salah kostum. Dalam rangkaian acara Grammy Award, yaitu Grammy Week, pada Februari lalu, Agnes dinobatkan sebagai salah satu selebritas berpakaian terburuk oleh situs berita Buzz Feed, yang berbasis di Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Ihwal cara berpakaian, Agnes mengatakan tak memiliki pakem dalam berbusana. "Gue modelnya orangnya cuek sih," ucap Agnes dalam wawancara dengan Tempo di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Selasa, 24 Maret 2015.
Yang jelas, menurut Agnes, banyak orang yang terlalu menganalisis apa yang dia kenakan. "Aku percaya if you fail to plan, you plan to fail," katanya. "Aku percaya sama planning dan hal yang sistematis. Tapi aku juga percaya sama spontanitas."
Adapun ihwal karakter lagu dan busananya yang sering berubah-ubah, misalnya terkadang tampil feminin lalu nge-rock atau bergaya R&B, Agnes mengatakan perubahan itu adalah dia. "Enggak ada satu orang di dunia ini yang punya satu karakter saja," kata Agnes. "Kalau sampai ada orang yang punya versi tentang siapa Agnez Mo, itu sebenarnya mereka sudah tidak memanusiakan gue."
Tapi bukankah segala sanjungan dan kritik dari masyarakat adalah risiko seorang bintang? "Ya artinya, gue harus jadi robot dong buat mereka," jawab Agnes. "Eh, enggak, enggak sama sekali."
SUBKHAN | HERU TRIONO