TEMPO.CO, Tangerang - Banyak cara yang bisa dilakukan warga untuk mengisi libur akhir pekan dan menepi dari kesibukan sehari-hari. Ada yang mengisi libur pada Sabtu dan Ahad itu untuk berekreasi, beristirahat di rumah, atau berolahraga di taman atau ruang terbuka.
Inggrid Wardhani, 24 tahun, terkadang memilih berolahraga di ruang terbuka di Tangerang. Yaitu di Lapangan Ahmad Yani, yang juga merupakan Alun-alun Kota Tangerang. "Biar sehat," katanya, Ahad, 12 April 2015.
Dia sering berolahraga di tempat itu. Menurut warga Cimone ini, Lapangan Ahmad Yani merupakan tempat yang strategis untuk berolahraga, khususnya bagi warga Tangerang. Namun, setiap Ahad, lapangan itu berubah seperti pasar tumpah. Pedagang makanan dan minuman masuk ke dalam lapangan. Bahkan masuk ke dalam lintasan lari.
Menurut Inggrid, kondisi itu membuat warga risih untuk berolahraga. "Sekarang saya sudah jarang lari di sana," ucapnya. "Seharusnya Pemerintah Kota Tangerang memfasilitasi pedagang dengan membuat tempat jualan di luar lapangan, agar warga nyaman berolahraga."
Pantauan Tempo, di lapangan itu memang banyak pedagang berjualan. Dari jualan kue cubit, batagor, mi ayam, bubur, hingga es krim dengan mesin yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter. Di lintasan lari yang didominasi tanah itu pun ada dua topeng monyet.
Tali yang dipegang pawang monyet itu menguntai di trek lari. Beberapa warga yang berolahraga menghindari monyet itu karena takut. Rahon, 50 tahun, menuturkan topeng monyet itu sangat mengganggu aktivitas warga. "Masak, olahraga ada topeng monyet? Dan beraksinya di tempat lari lagi," ucapnya.
Salah satu pawang topeng monyet yang enggan disebutkan namanya mengatakan Lapangan Ahmad Yani menjadi target beroperasi karena ramainya warga. "Dari jam 07.00 hingga 10.00 WIB, biasanya saya bisa dapat Rp 50-70 ribu," ujarnya. Ketika ditanya apakah tidak takut pada petugas yang akan merazia, dia menjawab dengan santai. "Ah, paling imbauan saja. Kalau ada petugas, kasih duit rokok juga beres," tuturnya.
Salah satu pedagang makanan yang berjualan di lintasan itu menyatakan sudah menjadi kebiasaan berdagang di sana ketika akhir pekan. "Tidak ada petugas. Paling kalau ada Wali Kota saja baru agak tertib," ucapnya. "Kalau tidak ada, ya jualan lagi."
HUSSEIN ABRI YUSUF