TEMPO.CO, Islamabad - Pakistan akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung dalam koalisi liga Arab yang melakukan invasi ke Yaman. Pakistan tidak akan mengirim pasukan ke Yaman dan lebih memilih untuk tetap netral dalam "isu sensitif" tersebut. Pakistan mengatakan Arab Saudi memiliki sumber daya yang memadai untuk pertahanan sendiri.
Pakistan yang sebelumnya menyatakan "dukungan penuh terhadap Kerajaan Arab Saudi", kini malah berharap untuk menyelesaikan konflik tersebut secara damai dalam "memburuknya situasi keamanan dan kemanusiaan" yang memiliki "implikasi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan".
Baca Juga:
Seperti yang dilansir IBTimes pada 11 April 2015, Parlemen Pakistan mengadopsi resolusi tentang Yaman, mendesak pemerintah untuk tetap keluar dari konflik, meskipun ada permintaan Saudi untuk bergabung dengan pasukan koalisi melawan pemberontak Houthi.
Sekretaris Informasi Senator Mushahid Ullah Khan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Pakistan akan bernegosiasi untuk perdamaian dalam konflik atau "dunia muslim akan menyalahkan Pakistan karena bertindak sebagai penonton".
Dia mengatakan untuk itu telah dikirim pasukan Pakistan untuk melindungi tempat-tempat suci di Arab Saudi yang menjadi "tanggung jawab agama kami".
Dalam media briefing harian di Riyadh, juru bicara militer Saudi Brigadir Jenderal Ahmed Asiri mengatakan non-partisipasi Pakistan dalam operasi tidak akan mempengaruhi pekerjaan koalisi.
Dia menambahkan, pemberontak Houthi dikabarkan berlindung di berbagai infrastruktur sipil termasuk sekolah umum dan kompleks olahraga karena mereka dalam pelarian, kata Asiri. "Kami akan menargetkan mereka di mana pun mereka berada."
Lebih dari 600 warga sipil dan pejuang tewas dalam pertempuran yang sudah berlangsung selama dua pekan antara koalisi Arab Saudi melawan pemberontak Syiah, Houthi, yang didukung Iran.
Arab Saudi menuduh Iran berusaha membantu Houthi dalam pertempuran tersebut, namun Teheran membantah peran apa pun dan sejauh ini membatasi diri untuk mengecam tindakan koalisi di Yaman.
IB TIMES | YON DEMA