TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bisa meraup devisa sebesar Rp 36 triliun dari kunjungan 2.500 wisatawan mancanegara (wisman) yang datang selama penyelenggaraan Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA).
"Jangka pendeknya kita harapkan 2.500 wisman datang. Termasuk delegasi, wartawan, dan peserta parade," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arif Yahya di Jakarta Convention Center, Ahad, 19 April 2015.
Arif berkata, dari 2.500 kalau rata-rata pemasukan satu orang US$ 1.200 berarti sekitar Rp 36 triliun. "Jadi lumayan," katanya.
Arif menambahkan, selain kunjungan wisman, pemerintah juga menargetkan ada 100 ribu wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Jakarta dan Bandung selama KAA. Jumlah wisnus akan memberikan dampak yang signifikan bagi Bandung.
"Jadi beruntung itu Bandung, kalau Jakarta ya sudahlah. Bandung kalau 100 ribu sangat terasa. 100 ribu dikali satu juta bisa Rp 100 miliar didapat," katanya.
Menurut Arif, Indonesia menargetkan masuknya wisman dari beberapa negara seperti Cina, Jepang, Korea, dan Mesir. Dia mengakui negara-negara Afrika belum menjadi target utama untuk menjaring wisatawan.
Arif berkata, Afrika belum menjadi target bagi Indonesia karena jaraknya yang terlalu jauh dari Indonesia. "Turis kan datang karena jaraknya pendek, biaya murah, dan daya beli tinggi artinya pendapatannya besar. Beberapa daerah jaraknya jauh dan daya belinya rendah."
Peringatan KAA dimulai hari ini dengan pertemuan pejabat senior (senior officer meeting). Pertemuan hari ini akan membahas tiga isu utama yang telah disepakati yaitu Bandung Conference, New Asia-Africa Strategic Partnership, dan Declaration of Palestine.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan jika pembahasan masih diperlukan, maka pertemuan akan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri luar negeri esok. "Hasilnya kemudian akan diserahkan kepada para leaders untuk diadopsi oleh para leaders," katanya.
ANANDA TERESIA