TEMPO.CO, Singapura - Banyak kepala negara yang berbicara tentang pentingnya teknologi, tapi Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sadar betul pentingnya teknologi informasi.
The Register melaporkan pada Kamis, 23 April 2015, bahwa putra Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura pertama, itu berjanji akan menggelontorkan dana untuk pengembangan teknologi dan marah karena dia tak punya waktu mengkode program lagi.
Lee memaparkan hal ini saat menyampaikan konsepnya tentang pengembangan teknologi informasi di negaranya dalam Founders Forum Smart Nation Singapore Reception di Singapura, Senin lalu. Lee mengatakan dia telah mendirikan Kantor Program Bangsa Cerdas (Smart Nation Programme Office), yang menyatukan semua pemangku kepentingan di bidang teknologi informasi dalam satu wadah di bawah pimpinan Menteri Lingkungan dan Sumber Air Vivian Balakrishnan.
Lee mengaku tertarik secara pribadi soal ini. Setelah kuliah matematika di Trinity College, University of Cambridge, dia melanjutkan kuliah ilmu komputer atas saran ayahnya pada 1974. "Ayah saya bilang, ada masa depan di situ, dan dia benar," katanya.
Lee memilih Vivian Balakrishnan, karena, "Dia dulu seorang dokter bedah mata, tapi sejak dia tak lagi mengoperasi mata sekarang, dia beekecimpung dalam membangun robot-robot sederhana, merakit jam, perangat nirkabel dan aplikasi pemrograman."
Lee mengaku dulu menikmati kegiatan pemrograman, tapi sudah lama tak melakukannya lagi. "Program terakhir yang aku tulis adalah sebuah pemecah teka teki Sudoku dalam bahasa C++ beberapa tahun lalu, begitu jadul saya," katanya.
Lalu, baru-baru ini satu dari dua putranya yang lulusan Massachusetts Institute of Technology memberinya sebuah buku tentang Haskel, bahasa pemrograman standar yang mulai dikembangkan pada 1990. "Suatu hari buku itu akan menjadi bacaan saya di masa pensiun," katanya.
IWANK