TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membacakan Dasasila Bandung dalam puncak perayaan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Usai membacakan sepuluh poin yang disepakati dalam pertemuan KAA 60 tahun lalu itu, Emil, panggilan Ridwan Kamil, menyelipkan bahasa Sunda, haturnuhun, di akhir kalimat.
Dalam sambutannya, Emil juga mengatakan bahwa Bandung adalah kota pertama yang ramah HAM dan juga kota kreatif. "Thank you for coming in Bandung, haturnuhun," katanya di hadapan para delegasi dari negara-negara Asia Afrika.
Emil membacakan sepuluh poin Dasasila Bandung dalam bahasa Inggris. Sepuluh poin tersebut adalah menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan serta serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa, mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil.
Poin lainnya, tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan-persoalan dalam negeri negara lain, menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB, tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain. Lainnya adalah tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
Dalam Dasasila itu juga disebutkan bahwa segala perselisihan internasional diselesaikan dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum), memajukan kepentingan bersama dan kerja sama, menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.
PERSIANA GALIH | DRC