TEMPO.CO, Jakarta – Kepala pelatih ganda campuran Pemusatan Latihan Nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Richard Mainaky, mengaku atlet binaannya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tidak ingin terlalu terbebani dengan berbagai pertandingan bulu tangkis internasional.
"Kami hanya menargetkan gelar juara dalam empat turnamen besar untuk mereka, yaitu All England 2015, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015, dan Olimpiade 2016," kata Richard dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 23 April 2015.
Richard justru mengaku khawatir prestasi ganda campuran andalan Indonesia itu akan seperti pemain Korea Selatan, Lee Yong-dae, yang terlalu terbebani berbagai pertandingan internasional. "Sebelumnya, Lee selalu juara di hampir semua kejuaraan yang diikutinya. Sekarang prestasi dia justru menurun," ujarnya.
Meskipun pasangan ganda campuran yang akrab disapa Owi/Butet itu hanya meraih peringkat kedua dalam turnamen All England 2015, Richard mengatakan anak asuhannya masih harus berjuang terutama dalam dua turnamen besar, yaitu kejuaraan dunia pada Agustus 2015 di Jakarta dan Olimpiade 2016 di Brasil.
"Mereka telah mencoba mengubah strategi bermain, dan itu telah diterapkan dalam Malaysia Terbuka 2015 dan Singapura Terbuka 2015," tutur Richard.
Richard mengatakan strategi baru Owi/Butet itu tidak akan sering diterapkan dalam setiap kejuaraan dan hanya akan dipakai saat menghadapi ganda campuran peringkat satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei. "Kami melihat permainan Zhang Nan ada perubahan dan semakin bagus. Dia dapat bermain dengan tenang selain juga pasangan Zhao di luar lapangan," ucap Richard.
Pukulan-pukulan smes Zhang Nan, Richard melanjutkan, juga lebih baik dibanding pemain ganda campuran Cina lainnya, yaitu Xu Chen. "Pasangan itu akan menjadi musuh terberat Owi/Butet terutama dalam Olimpiade 2016," tuturnya.
Selain Owi/Butet, ganda campuran Indonesia juga mempunyai tiga pasangan lain yang masuk dalam 15 besar dunia, yaitu Riky Widianto/Richi Puspita Dili yang menempati peringkat ke-11, Praveen Jordan/Debby Susanto yang menempati peringkat ke-12, dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja yang menempati peringkat ke-13 dunia.
ANTARA