TEMPO.CO, Jakarta - Bekas DirAndi ektur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusala mengatakan langkah Kementerian Pemuda dan Olahraga membentuk Tim Transisi untuk menggantikan peran Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bakal menimbulkan persoalan besar. Salah satu bentuknya, kata Andi, adalah memicu lahirnya dualisme kompetisi seperti tahun 2011. “Waktu itu ada IPL (Indonesia Premier League) dan ISL (Indonesia Super League),” katanya di Hotel Sultan, sore ini.
Kasus LPI muncul setelah kepemimpinan Nurdin Halid selaku ketua umum PSSI menuai polemik. Dia tersangkut kasus hukum yang merembet pada masalah kompetisi. LPI dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro dan tidak berafiliasi dengan PSSI. Liga ini kemudian menjadi ajang tandingan terhadap ISL yang diselenggarakan oleh PSSI.
Menurut Andi Darussalam, kejadian yang sama bakal terjadi bila Menteri Olahraga Imam Nahrawi tetap ngotot membekukan PSSI. Sebab klub tidak akan mudah tunduk di bawah naungan Tim Transisi. Akibatnya klub hanya mau berlaga bila PT Liga Indonesia, operator kompetisi PSSI, tetap menjadi penyelenggara ISL.
Ujung dari persoalan ini, lanjut Andi, akan sama dengan kisruh IPL dan ISL. Induk sepak bola dunia yakni FIFA akan membentuk Komite Normalisasi (KN) PSSI. Andi lantas mendesak agar Kementerian Olahraga mencabut pembekuan PSSI. “Saya sangat menyesalkan kebijakan yang dibuat Menteri Olahraga,” katanya.
Andi menambahkan Kongres Luar Biasa PSSI yang berlangsung di Surabaya dua pekan lalu tak melanggar aturan. Hasilnya yang memilih La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum sudah sesuai dengan statute FIFA. “Kalau ini tak segera diselesaikan, FIFA pasti akan turun tangan,” ucapnya.
TRI SUHARMAN