TEMPO.CO, Kuala Lumpur-Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengklaim kesiapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC) 2015 hampir mencapai 100 persen. Menurut dia, saat ini tingkat implementasi AEC Blueprint telah mencapai 90,5 persen.
“ASEAN telah menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan MEA. Semua negara diminta bekerja lebih keras untuk mencapai 100 persen,” kata Gobel usai menghadiri pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ke-13 di Malaysia melalui release pers pada Senin, 27 April 2015. Ia hadir bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Dalam pertemuan ini, dibahas beberapa isu yang akan diimplementasikan dalam MEA mendatang. Salah satunya adalah kerja sama ASEAN di bidang perdagangan dan jasa. Liberalisasi sektor ini akan ditingkatkan melalui paket 10 ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).
Visi MEA pasca 2015 pun tak luput didiskusikan. Para Menteri Ekonomi ASEAN berpandangan integrasi ekonomi antar kawasan perlu semakin diperdalam. Mereka mengusulkan beberapa cara seperti mengurangi hambatan-hambatan nontarif, peningkatan fasilitas perdagangan di sektor bisnis khususnya UKM, dan pemerataan pembangunan di kawasan. Langkah integrasi ekonomi ini akan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat ASEAN.
Gobel menekankan pentingnya Indonesia untuk memikirkan langkah-langkah strategis dan rencana kerja paska 2015 hingga 10 tahun ke depan. Daya saing nasional menjadi kunci penting untuk memanfaatkan integrasi ekonomi ASEAN secara maksimal.
"Perlu keterlibatan aktif dari seluruh pemangku kepentingan di Indonesia,” kata dia. Untuk itu, perlu ada peningkatan khususnya di bidang infrastruktur, logistik, transportasi, dan pelayanan perizinan.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan akan mencapai angka 4,9 persen pada 2015, menjadikan area ini menarik bagi para investor. Pada 2014, total perdagangan mencapai US$ 2,53 triliun, dan investasi sebesar US$ 136,2 miliar.
URSULA FLORENE SONIA