TEMPO.CO , Makassar: PSM Makassar menolak keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi untuk menggulirkan kembali kompetisi QNB League musim ini. Pasalnya, Menpora menginginkan kompetisi bisa digulirkan dengan syarat di bawah naungan tim transisi, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan PT Liga Indonesia.
"Jelas semua klub tidak menerimanya, karena Menpora mau ambil juri dan wasit di mana," kata Direktur Klub PSM, Sumirlan, di Makassar, Selasa, 28 April.
Menurut Sumirlan, Menpora tidak mau disalahkan terkait penundaan kompetisi ini, sehingga mereka menginginkan kompetisi tetap bergulir. Yang penting dibawah pengawasan BOPI, tim transisi dan PT liga, karena Menpora tidak mengakui PSSI. " Kalaupun kompetisi jalan otomatis tidak diakui FIFA ( Federasi Sepak bola Dunia)," kata Sumirlan yang juga ketua tim 18 ini.
Untuk itu, dia menegaskan bahwa pihaknya mengancam bakal membubarkan 18 tim yang ikut kompetisi tersebut. Ketika, Menpora menginginkan kompetisi bergulir, namun dibawah naungan tim transisi. " Ngapain kita mau berkompetisi, kalau dibawahi tim transisi. Itu kan ilegal, apalagi tim transisi saja belum terbentuk," tambahnya.
Saat ini, menurut Sumirlan, PSM Makassar tetap mengikuti dan mendukung keputusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang berada di bawah naungan FIFA. Meskipun sebelumnya, PSM tidak ingin berbaur dengan polemik antara PSSI dan Menpora. Namun, PSM merasa sangat dirugikan dengan kisruh yang terjadi, sampai kompetisi mengalami penundaan.
"Dan kami sepakat mendukung Persebaya dan Arema Cronus ikut kompetisi. Karena siapa mau gaji pemain kalau tidak ikut kompetisi?" kata dia.
PSM juga merasa dirugikan jika calon sponsor dan kompetisi tidak bergulir lantaran tidak ada pemasukan ke klub. "Siapa kira- kira mau bertanggung jawab, Menpora atau PSSI," ujar Sumirlan.
Untuk itu, seluruh klub berharap Menpora tetap memperhatikan kehidupan para atlet dan jangan hanya mendengar bisikan dari pihak lain yang tidak mengetahui sepak bola. "Kami hanya ingin kompetisi bergulir dibawah naungan badan liga Indonesia, bukan tim transisi," kata dia.
Pengamat Sepak bola Nasional Andi Darussalam Tabussala sangat menyayangkan keputusan Menpora untuk membekukan PSSI. Pasalnya, pembekuan PSSI akan berdampak pada sepak bola di Indonesia, sehingga kompetisi mengalami penundaan.
Padahal, menurut Andi, The Asian Football Confederation (AFC), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sudah mengakui ketua PSSI terpilih, La Nyalla Mahmud Mattaliti, menjabat sebagai ketua pada kongres PSSI di Surabaya.
"Mereka semua akui kok kalau ketua terpilih PSSI sah, kenapa Menpora tidak mengakui," ujar Andi.
Andi menambahkan jika perseteruan antara La Nyalla dan Imam Nahrawi terus berlanjut maka masyarakat pasti akan bertanya-tanya.
DIDIT HARIYADI