TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan belum bisa memastikan penggunaan stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Gedebage Bandung untuk lokasi perhelatan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX pada 2016. “Yang jelas, pasti dulu, bisa atau tidak?” kata Ahmad Heryawan di Bandung, Kamis, 30 April 2015.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengatakan, hingga saat ini belum ada jawaban dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diminta meneliti kelayakan stadion ini. “Belum ada infonya,” kata Ahmad Heryawan. Stadion GBLA rencananya menjadi lokasi perhelatan pembukaan dan penutupan PON XIX.
Menurut Ahmad Heryawan, kepastian keamanan gedung itu sedang ditunggu. “Kalau bisa (digunakan) ya sudah kita perbaiki terus, yang rusak-rusaknya kita perbaiki. Kalau tidak, harus cari alternatif lain dimanapun itu,” kata Ahmad Heryawan.
Ahmad Heryawan menyanggupi datang jika dimintai keterangannya sebagai saksi oleh kepolisian yang kini tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi pembangunan stadion GBLA itu. “Enggak masalah,” kata Ahmad Heryawan.
Menurut Ahmad Heryawan, pembangunan stadion di zaman Wali Kota Bandung Dada Rosada itu, sebagian anggarannya dari pemerintah Jawa Barat. “Bantuannya dari provinsi, wajar saja (kalau polisi meminta) keterangan dari gubernur,” kata Ahmad Heryawan.
Ahmad Heryawan mengakui telah menandatangani pencairan dana bantuan provinsi untuk membantu pembiayaan stadion tersebut. “Tanda tangan pencairan, gubernur. Di bawah yang menggunakan,” kata Ahmad Heryawan.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Komisaris Jenderal Budi Waseso menyarankan Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage tidak digunakan karena khawatir berbahaya. “Terlalu riskan menggunakan stadion untuk acara besar,” kata Budi Waseso saat mengunjungi stadion itu di Bandung, Kamis, 30 April 2015.
Menurut Budi Waseso, bangunan stadion sudah mengalami penurunan fisik. “Apalagi kalau dibebankan oleh manusia yang banyak pasti berbahaya,” ujar dia. Namun, hingga kini Badan Reserse tidak menyegel stadion berkapasitas 38 ribu penonton itu.
Budi menjanjikan secepatnya memberi kepastian ihwal kelayakan penggunaan stadion. “Kami menunggu tim teknis apakah layak digunakan atau tidak. Saat ini tim ahli merekomendasikan jangan dulu digunakan sebelum ada perbaikan kontur tanah,”ujar Budi Waseso.
Menurut Budi, kepolisian mendapati bangunan stadion tidak sesuai spesifikasi yang diduga disebabkan pengurangan biaya saat pembangunannnya. Di antaranya tiang pancang yang seharusnya ditanam 60 meter, tapi hanya dipasang hingga kedalaman 30 meter.
AHMAD FIKRI|IQBAL T LAZUARDI S