TEMPO.CO, Bandung - Sebagian instalasi bergambar tokoh Konferensi Asia Afrika (KAA) rusak seusai acara. Pembuatnya, komunitas Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) Bandung, merasa miris.
"Karya instalasi dan standing figure ada beberapa yang rusak oleh masyarakat. Karena ketika berfoto disenderi. Ada yang patah, miring, dan sobek," kata ketua komunitas tersebut, Ahmad Nada kepada Tempo.
Karya instalasi berupa lampion kotak bersusun dua tumpuk itu bergambar mosaik tokoh-tokoh KAA, seperti mantan Perdana Menteri (PM) India Jawarhalal Nehru, PM Burma U Nu, dan PM Cina Zhou En Lai. Karya tersebut dipajang di sepanjang Jalan Cikapundung Timur yang berada di sisi kanan Gedung Merdeka.
Dari pantauan Tempo, saat sebelum dan sesudah acara KAA, lokasi itu padat pengunjung. Sebagian datang untuk memotret suasana dan diri sendiri. Fasilitas lain yang juga rusak seperti pot kembang dan bangku taman yang dipasang di trotoar.
Menurut Nada, instalasi itu dan gambar wajah mosaik tokoh KAA berbentuk spanduk dan baliho di sepanjang jalan rute peserta, merupakan bagian dari dekorasi kota yang diminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Rencananya setelah konferensi dan acara sampingannya berakhir akhir April atau awal Mei nanti, karya instalasi itu akan disimpan di rumah dinas Wali Kota.
Baca Juga:
Gambar mosaik bergaya WPAP tersebut merupakan pesanan Wali Kota Ridwan Kamil untuk menyemarakkan puncak KAA pada 24 April 2015 lalu. Sedikitnya ada 29 gambar wajah peserta KAA 1955 bercorak pop art yang semarak warna itu yang menempel pada spanduk, baliho, latar panggung, dan karya instalasi. "Pembuatannya sejak awal Maret, waktunya mepet dan sangat terbatas," kata Nada.
Menurut Nada, sebanyak 17 anggota komunitas WPAP Bandung dibantu beberapa anggota komunitas sejenis di Jakarta, harus bekerja keras di luar jam kerja utamanya.
Seorang penggambar, Tri Andayani mengatakan, ia mengerjakan gambar wajah mosaik Nelson Mandela dalam waktu dua jam. Ia menonjolkan warna-warna kontras yang hangat sesuai karakter tokoh.
ANWAR SISWADI