TEMPO.CO, Bandung - Jangan menyepelekan profesi ini. Meski bermula dari hobi dan keterampilan, menggambar mozaik wajah tenyata bisa mendatangkan penghasilan melebihi gaji bulanan pekerja kantoran. Bagi yang belum bekerja, honornya bisa untuk menambah uang jajan. Dalam menekuni profesi ini, harga pesanan untuk setiap gambar minimal bisa sekitar Rp 150 ribu sampai rata-rata U$200.
Sejumlah anggota dan pengurus komunitas Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) di Bandung mengatakan, pesanan gambar mozaik wajah itu untuk beragam kebutuhan. "Untuk dipajang di rumah, kado ulang tahun, atau pernikahan," kata Fauzan Abiima, anggota sejak 2012.
Baca Juga:
Fauzan, 20 tahun, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, mengaku masih belajar menggambar dengan karya berjumlah hampir 200 buah. Minimal sebulan sekali ia telah mendapat order dari orang Bandung, Aceh, hingga India, melalui penawaran jasa di Internet. Tarif pemesanan dalam negeri berkisar Rp 150-300 ribu. Sedangkan pemesan di luar negeri tarifnya mulai U$ 25 hingga 50. Gambarnya dikirim lewat dokumen surat elektronik, beberapa pemesannya minta berupa gambar di kertas atau kanvas.
Sedangkan Tri Andayani, penggambar mozaik wajah lainnya, fokusnya ke peminat di luar negeri sejak 2014. "Buat orang di luar Indonesia, gambar seperti ini barang baru," ujarnya, Kamis, 30 April 2015.
Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP) merupakan komunitas penggambar mozaik wajah bergaya pop art yang dicetuskan mantan ilustrator majalah Hai, Wedha Abdul Rasyid, pada 1991. Semula namanya Foto Marak Berkotak. Gambar mozaik wajah dari foto dengan semarak warna itu kemudian dinamakan WPAP pada 2008 oleh Wedha.
Gaya pop art itu punya aturan menggambar khusus, di antaranya garis pembidangan wajah yang harus bersudut dan bukan garis lengkung, dan pewarnaan mengikuti aturan warna depan, tengah, dan belakang, supaya memunculkan dimensi. Dengan gaya seperti itu, Wedha ingin menampilkan karyanya supaya terkesan lebih kuat, dinamis, dan menyengat mata yang melihatnya.
Fauzan maupun Tri mengolah gambar dari awal hingga jadi secara digital, atau memakai komputer. Perangkat lunak yang dipakai umumnya Corel Draw, Photoshop, juga mulai ada yang memakai Microsoft Word keluaran mutakhir. Berbeda dengan Fauzan, Tri yang pewarnaannya berkarakter vintage, lebih sibuk melayani pesanan.
"Sekarang hampir setiap hari mengirim, kalau lagi agak sepi rata-rata seminggu bikin empat gambar," katanya.
Tarif gambarnya rata-rata U$ 200. "Kadang bisa lebih dari gaji kantor," ujarnya. Untuk pemesan dari kalangan orang terkenal atau artis, harganya dipatok lebih mahal lagi. Pertimbangannya, gambar mosaik wajahnya itu bisa dipakai untuk tujuan komersil.
ANWAR SISWADI