TEMPO.CO , Jakarta: Boleh dibilang, hidangan Sipirok memiliki cita rasa yang jempolan. Terbukti, sebuah rumah makan Sipirok di Medan menjadi salah satu tempat sajian kuliner favorit warga kota tersebut dan bahkan diburu para turis. Menu dari tulang kerbau membuat pecinta sajian kuliner selalu ingin kembali.
Beruntung saya berkesempatan menikmati langsung sajian tersebut langsung di daerah asalnya di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Di kota yang tahun lalu menggelar Festival Kopi ini, bukan hanya sumsum tulang kerbau pilihannya, tapi ada juga daging bakar dan hidangan dari ikan.
Baca Juga:
Daging Bakar Sambal Asam
Selintas menu ini mirip dendeng balado yang biasa disajikan di rumah makan Padang. Tapi daging bakar khas Sipirok ini memiliki potongan daging yang lebih mungil. Potongan-potongan kecil daging bakar berupa kerbau atau sapi ini disajikan dengan saus sambal asam dengan rajangan bawang merah.
Rasa asam muncul dari perasan jeruk nipis. Sedangkan sambalnya yang sangat pedas menggunakan cabai rawit asal daerah tersebut. Dalam proses pengolahannya, daging sapi atau kerbau dibakar lalu dikukus. Agar menjadi lembut, hanya digunakan daging bagian dalam yang ada di antara pinggul dan paha. Satu porsinya Rp 20 ribu.
RM Siang Malam
Jalan Merdeka No 37
Sipirok, Tapanuli Selatan
Buka pukul 08.00-21.00
Ikan dengan Sinyarnyar
Menu ikan bakar ini berbeda dengan sajian ikan bakar lain. Ada tambahan khusus berupa bumbu sinyarnyar atau yang disebut andaliman. Salah satu jenis makanan khas dari Sipirok itu terlihat berminyak dengan bintik-bintik hitam sinyarnyar. Ikan mas digunakan sebagai bahan baku utamanya.
Begitu mencicipi, rasa sedikit pedas langsung menyengat. Selanjutnya, lidah akan tersengat getah sinyarnyar yang menjadi bumbu utama ikan bakar tersebut. Anehnya, ”sengatan” itu justru memancing suapan berikutnya. Rajangan bawang merah dan perasan jeruk nipis kian menambah nafsu makan. Harga per porsinya hanya Rp 25 ribu.
RM Ikan Bakar
Jalan Tarutung
Sipirok, Tapanuli Selatan
Buka pukul 10.00-18.30
Kikil Kaki Kerbau
Di sekitar alun-alun Pasar Sipirok, ada sebuah warung makan yang relatif cukup ramai didatangi pengunjung saat makan siang tiba. Hampir sebagian besar pengunjung rupanya memesan sup kikil kaki kerbau yang memang menjadi andalan warung makan tersebut.
Jika dilihat tampilannya memang kurang terlalu meyakinkan. Namun jangan salah. Silakan coba dulu. Kuah supnya yang hangat begitu terasa rempah-rempahnya. Belum lagi kikilnya yang lunak. Menurut sang pemilik, proses perebusan butuh waktu sekitar 3 jam agar membuat kikil empuk. Kemudian, dimasukkan rempah-rempah, seperti lengkuas, cengkeh, bawang putih, tomat, dan lain-lain. Harga per porsinya hanya Rp 25 ribu—sudah termasuk nasi.
RM Sibualbuali
Jalan Tengah
Sipirok, Tapanuli Selatan
Buka pukul 05.00-22.00
Sup Sumsum Kerbau
Saat pertama kali mendatangi rumah makan ini, saya terpaksa harus menggigit jari. Pasalnya, sup sumsum kerbau khas Sipirok yang tersohor itu sudah habis terjual. Mau tidak mau, keesokan harinya saya harus kembali datang untuk mencoba sup yang terkenal hingga ke Medan itu. Dan beruntung, kali itu masih ada.
Pesanan sup sumsum kerbau pun datang dan disajikan dalam sebuah piring besar. Tulang kerbau kira-kira berukuran 25 sentimeter dibiarkan terbaring di atas piring dan lengkap dengan kuahnya. Selain pisau, disediakan pula sedotan untuk menyeruput sumsum yang ada di dalam tulang. Rasa sumsumnya mirip dengan sumsum sapi, tapi ini lebih kental. Harganya Rp 70 ribu per porsi. Sajian ini sebaiknya segera disantap saat panas.
RM Siang Malam
Jalan Merdeka No 37
Sipirok, Tapanuli Selatan
Buka pukul 08.00-21.00
ANDRY TRIYANTO | TRAVELOUNGE