TEMPO.CO, Manado - Kekalahan mengejutkan Manny Pacquiao secara mutlak oleh Floyd Mayweather Jr, berujung pada hujatan penggila tinju di Kota Manado yang memang sedari awal menjagokan petinju asal Filipina berjuluk Pacman tersebut.
Sejumlah nada hujatan disampaikan mereka lewat status di media sosial. Tak hanya kaum lelaki, para wanita pun merasa jika juri telah melakukan kesalahan dengan memberikan kemenangan angka mutlak kepada Mayweather.
Yinthze Lynvia menulis, hasil pertandingan tersebut seperti opera sabun. Bahkan, dalam status selanjutnya, dia menulis, jika ingin menang, lakukan hanya dengan lari mengelilingi ring.
"By run around the ring boxing, he won. Yeah something like that," tulisnya.
Donny Tatahupia pun menulis bahwa Mayweather bukanlah petarung sejati. Mantan petinju amatir ini mengatakan gaya Mayweather mirip seorang gadis yang habis memukul kemudian memeluk orang.
Denny Christian Takumansang bahkan menyebut Mayweather tidak cocok bertanding di ring tinju karena bermain layaknya seorang penari balet.
"Lari-lari dari sudut ring ke sudut lain seperti pemain balet. Tapi kemudian menjadi pemenang. Ini pertarungan tinju atau penilaian balet," tulis Christian.
Penilaian ini wajar. Sebab, dari 12 ronde, Mayweather memang lebih banyak lari dan tidak memukul karena terus ditekan Pacquiao. Bahkan, di beberapa tayangan ulang, jelas terlihat lebih banyak pukul Pacquiao yang masuk dengan telak ke wajah Mayweather.
Sekadar diinformasikan, olahraga tinju--juga sepak bola--menjadi olahraga terpopuler di Kota Manado. Bahkan banyak orang Manado yang memilih jalan hidup sebagai petinju.
Beberapa nama tenar dari Manado di kancah tinju antara lain Adrianus Taroreh, Rahman Kili-kili, Bonyx Saweho (satu-satunya petinju Indonesia yang lolos di Olimpiade Athena 2004), Herry Makawimbang, dan Ilham Lahia. Di kelas wanita, petinju Manado pun punya nama besar, seperti Agnes Datunsolang.
ISA ANSHAR JUSUF