TEMPO.CO, Kupang - Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan puluhan hektare lahan sawah milik petani di daerah itu rusak terendam banjir dan longsor. Akibatnya, petani terancam gagal panen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus mengatakan hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di wilayah bagian barat, sehingga Pulau Flores masih dilanda banjir dan tanah longsor. "Benar, ada banjir dan longsor yang merendam lahan pertanian warga," kata Tini kepada Tempo, Senin, 4 Mei 2015.
Banjir melanda Kelurahan Golo Wangkung Utara, Kecamatan Sambi Rampas, Manggarai Timur. Banjir terjadi lantaran meluapnya Kali Wae Rempang.
Banjir tersebut merusak saluran irigasi persawahan dan sawah petani yang siap panen. Banjir dan tanah longsor tidak melanda permukiman warga, sehingga tidak ada pengungsian. Kerusakan hanya dialami padi petani.
Tini mengaku pihaknya belum mendapat laporan resmi dari pemerintah setempat terkait dengan bencana banjir dan longsor yang melanda daerah itu. "Belum ada laporan resmi ke kami, sehingga bencana itu ditangani oleh pemerintah daerah," katanya.
Selain merusak lahan sawah petani, banjir menghanyutkan 95 karung padi (6,5 ton) senilai ratusan juta rupiah hasil panen.
YOHANES SEO