TEMPO.CO, Blitar - Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, mengusut kasus kematian Edwin Daniel Nyoto, 2,5 tahun, di toilet stasiun pengisian bahan bakar umum. Meski keluarganya mengaku bocah itu meninggal akibat terjatuh ke sungai, sejumlah saksi mencurigai Edwin tewas lantaran dibunuh oleh ayah kandungnya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar Ajun Komisaris Naim Ishak mengatakan penyelidikan kematian Edwin hingga kini terus dilakukan. Meski keluarga almarhum menolak jasad Edwin diotopsi dan menganggap persoalan itu telah selesai, polisi menemukan sejumlah kejanggalan. "Saat ini kami beri kesempatan keluarga korban berkabung, selanjutnya kita akan periksa mereka," kata Naim kepada Tempo, Senin, 4 Mei 2015.
Edwin tewas setelah keluar dari toilet sebuah SPBU di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Kamis petang, 20 April 2015. Sejumlah saksi mengaku melihat Edwin masuk ke dalam toilet bersama ayahnya, Rudiono, dalam keadaan bugar. Namun beberapa saat kemudian Rudiono keluar sambil membopong anaknya dalam kondisi tidak bernyawa dengan seluruh tubuh basah kuyup.
Hal itu sempat memancing emosi warga dan petugas SPBU yang mencurigai korban dibunuh ayah kandungnya. Mereka nyaris menghajar Rudiono karena tak bisa menjelaskan alasan kematian anaknya. Kepada polisi, Rudiono mengatakan anaknya terjatuh ke sungai dan terseret cukup jauh. Selanjutnya dia membawa korban ke toilet SPBU untuk dibersihkan sebelum dibawa pulang ke rumahnya yang berjarak 200 meter dari SPBU.
Rudiono berkukuh anaknya meninggal karena tercebur sungai. Namun polisi curiga karena keluarga korban menolak saat Edwin akan diotopsi. Mereka menganggap kematian korban tak perlu diperpanjang. Meski keluarga korban keberatan, Naim tetap bakal melanjutkan proses penyelidikan. Selain memeriksa Rudiono, polisi juga memeriksa enam karyawan SPBU yang melihat korban dibawa masuk ayahnya ke dalam toilet.
Imam, salah satu petugas SPBU, mengaku melihat Rudiono sempat bertengkar dengan mertuanya sesaat sebelum masuk ke SPBU. Mereka saling memperebutkan Edwin sebelum akhirnya sang mertua meninggalkan tempat tersebut. Setelah itu Rudiono menggandeng anaknya ke dalam toilet sebelum keluar lagi dalam keadaan tewas. "Kami menduga dia dianiaya oleh ayahnya," kata Imam.
HARI TRI WASONO