TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional kini sedang mengetatkan penjagaan di bandar udara perintis di banyak pulau di Indonesia timur. Menurut Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Inspektur Jenderal Deddy Fauzi Elhakim, pintu masuk melalui bandara di Indonesia barat mulai tak diminati para kurir seiring penjagaan yang kian ketat.
Mereka kini memanfaatkan bandar udara kecil dan pelabuhan-pelabuhan yang tak terjangkau pengawasan. BNN, kata Deddy, mencium adanya penyelundupan narkotik berkedok misionaris. "Terus terang, ini modus baru yang sangat mengerikan," ucapnya, pekan lalu. Para misionaris, ujar dia, umumnya membawa perbekalan banyak melalui jalan udara dan laut.
Jalur Laut
Jalur laut sudah lama menjadi pintu favorit para bandar. Dengan garis pantai yang panjang, Indonesia menjadi sasaran renyah para penyelundup. Data dari pelbagai operasi BNN menyebutkan para kurir dari Cina, Afrika, dan Asia Tengah memasok narkoba ke Thailand, Malaysia, lalu Singapura. Dari sana, narkoba dikirim dengan perahu motor ke Aceh, Medan, dan Kepulauan Riau melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.
Bahkan, tutur Deddy, para bandar tak segan membangun pelabuhan sendiri di pantai-pantai yang sepi. Dari sana, mereka membuat jalur tikus ke kota-kota terdekat sebelum memasok narkoba ke Jakarta melalui jalur darat yang tak ketat pemeriksaannya. "Buat mereka, yang penting sampai dulu ke Indonesia," katanya.
Jalur Darat
Jalur perbatasan darat juga mulai jadi modus baru penyelundupan narkoba dari luar negeri. Akhir tahun lalu, BNN menangkap dua warga Inggris di Entikong, Kalimantan Barat, yang menyamar sebagai pemandu wisata. Mereka menyimpan 5 kilogram sabu di ban serep mobil sewaan dari Kuching, Malaysia.
Sebagai pintu perbatasan paling sibuk, Entikong paling rawan, selain Timor Leste. Di sini, pemeriksaan difokuskan pada barang tentengan para komuter dua negara. Karena itu, selain narkoba, bahan-bahan kebutuhan pokok banyak yang diselundupkan lewat jalur ini. Bahkan, pada tahun lalu, ada perwira polisi yang bertugas di unit pemberantasan narkoba ditangkap di Sarawak dengan barang bukti sabu-sabu.
Tiga Narkoba Favorit
Tiga jenis narkoba yang paling banyak masuk ke Indonesia adalah ekstasi, sabu, dan heroin. Cina masih menjadi negara paling banyak memasok ekstasi dan sabu selain negara-negara di Afrika.
Karena itu, BNN menjalin kerja sama dengan kepolisian negara yang kerap menjadi singgahan narkoba sebelum masuk ke Indonesia, yakni Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Thailand.
RAYMUNDUS RIKANG