TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar operasi di sejumlah asrama dan pemondokan mahasiswa pada Senin malam, 4 Mei 2015. Operasi penjaringan pengguna narkoba yang menerjunkan 20 personel ini dimulai pukul 21.00 WIB dengan cara mengambil sampel urine penghuni.
Hasilnya, dari 38 sempel urine yang diperoleh dari tiga lokasi, satu sampel dinyatakan positif mengandung metamin milik mahasiswa berinisial FN. Dia merupakan mahasiswa semester empat di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Uji urine tersebut menggunakan enam indikator kandungan senyawa yang biasa terdapat dalam obat-obatan terlarang.
Safrudin, salah satu ketua asrama yang didatangi tim BNNP semalam, mengaku kaget dengan operasi yang digelar. "Selama saya di sini belum pernah ada operasi seperti ini. Makanya kaget ketika tiba-tiba banyak yang datang seperti tadi," katanya.
Mahasiswa S-2 Hukum Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengatakan, asrama putra milik provinsi daerahnya tersebut dihuni 15 orang. Saat operasi digelar hanya didapati 12 sampel urine dan semua negatif. Ia juga mengatakan asrama tersebut dihuni mahasiswa dari UIN, UGM, UPN, UTY, dan ISI. "Ada yang baru mau kuliah ada yang sedang menempuh S-3," katanya.
Kepala Bidang Brantas BNNP Yogyakarta Antonius Priyoutomo mengatakan operasi ini merupakan tindak pencegahan dini terhadap penggunaan narkoba di kalangan anak muda. "Kami menindak lanjuti program 100 ribu rehabilitasi pengguna narkoba yang diperintahkan Jokowi. Sasaran kami adalah orang-orang usia produktif," kata Priyo.
BNNP akan menggelar operasi berkala di tempat yang terindikasi terdapat pengguna narkoba. Priyo mengatakan Yogyakarta menargetkan 1639 orang untuk direhabilitasi. "Berdasarkan data BNN, dalam sehari 50 orang meninggal karena narkoba. Inikan tragis, makanya tindakan kami adalah pencegahan," katanya. Ia menambahkan, di Yogyakarta pengguna narkoba paling banyak didominasi oleh orang di berusia 19-30 tahun.
VENANTIA MELINDA