TEMPO.CO, Kathmandu - Kakek berusia 101 tahun, Fulche Tamang, selamat dari hantaman gempa di Nepal setelah ditemukan tim penyelamat.
Sepekan setelah gempa menghantam bangsa Himalaya, Tamang yang terisolasi bersama anggota keluarganya di desanya di Distrik Nuwakot, Nepal tengah, dievakuasi tim penyelamat dengan helikopter lalu dibawa ke sebuah klinik.
Tamang menuturkan dia sedang duduk santai di rumahnya saat gempa terjadi. "Tiba-tiba ada suara keras, hiruk-pikuk, dan benda-benda mulai berjatuhan," ujar Tamang. "Selanjutnya rumah saya ambruk. Tembok di sekitarnya pun runtuh. Atap rumah berjatuhan juga. Bahkan beberapa di antaranya mengenai dada saya."
Gempa ini merupakan lebih buruk dibanding kejadian pada 1934, kata Tamang kepada Al Jazeera sambil berbaring lesu di sebuah ranjang di rumah sakit yang diletakkan di luar klinik di Kota Trishuli.
"Tangan dan kaki saya terperangkap di dalam puing bangunan. Anak saya datang dan menarik saya keluar," ucap Tamang, yang mengalami luka ringan.
Menurut Tamang, ada orang seusianya yang juga berhasil ditarik keluar dari reruntuhan bangunan.
Seperti pasien pada umumnya di luar klinik darurat yang dioperasikan oleh staf rumah sakit Trishuli dan relawan mancanegara, dia mengenakan kaus olahraga warna putih bergambar Raja dan Ratu Bhutan.
Tamang mengaku kesal dengan kehadiran sejumlah media yang diterimanya sejak tiba di pos kesehatan. "Aku rasa ini tidak penting, apakah aku hidup atau mati," tuturnya. "Aku telah menjalani hidup cukup lama."
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN